Loading...
Burung Gagak dan
Kendi Air


Pada suatu musim kemarau yang cukup panjang, para hewan sangat kesulitan untuk mencari air. Salah satunya adalah seekor burung gagak. Burung gagak ini selalu dijauhi teman-temannya. Selain karena warna bulunya yang aneh dan jelek, burung gagak ini juga sering diejek sebagai burung yang bodoh. Sebenarnya, burung gagak tak merasa sedih dan dendam akan hal itu. Dia tetap menerima semua ejekan teman-temannya dengan hati yang ikhlas.
Musim kemarau panjang semakin menjadi, hingga kekeringan terjadi di mana-mana. Banyak sumber air yang telah mengering hingga membuat para hewan menjadi putus asa. Pada suatu hari, para hewan memutuskan untuk pindah mencari tempat baru yang memiliki sumber air yang masih mengalir. Mereka sengaja tidak memberi tahu burung gagak karena mereka ingin membiarkan burung gagak yang mereka benci mati kehausan. Akhirnya, pada suatu malam para hewan berbondong-bondong pergi dengan diam-diam ketika si burung gagak tengah asyik tidur di sarangnya.
Pada keesokan harinya, si burung gagak merasa bingung. Karena hanya tinggal dia sendiri di tempat itu. Hewan-hewan yang lain tak ada di sana, dan dia tak tahu ke mana mereka pergi. Akhirnya dia memutuskan untuk terbang tidak tentu arah untuk mencari teman-temannya.
Musim kemarau panjang semakin menjadi, hingga kekeringan terjadi di mana-mana. Banyak sumber air yang telah mengering hingga membuat para hewan menjadi putus asa. Pada suatu hari, para hewan memutuskan untuk pindah mencari tempat baru yang memiliki sumber air yang masih mengalir. Mereka sengaja tidak memberi tahu burung gagak karena mereka ingin membiarkan burung gagak yang mereka benci mati kehausan. Akhirnya, pada suatu malam para hewan berbondong-bondong pergi dengan diam-diam ketika si burung gagak tengah asyik tidur di sarangnya.
Pada keesokan harinya, si burung gagak merasa bingung. Karena hanya tinggal dia sendiri di tempat itu. Hewan-hewan yang lain tak ada di sana, dan dia tak tahu ke mana mereka pergi. Akhirnya dia memutuskan untuk terbang tidak tentu arah untuk mencari teman-temannya.
Matahari yang panas menyengat dan rasa haus yang sangat menyiksa, membuat burung gagak itu kelelahan dan memutuskan turun untuk berteduh di bawah sebuah pohon. Rasa haus yang dirasakan semakin menjadi, hingga mendorongnya untuk berusaha mencari air. Setelah lama dia berputar-putar mengitari tempat itu, dia tak menemukan satu pun sumber air yang ada. Ketika dia hampir menyerah, burung gagak itu menemukan sebuah kendi yang berisi air di dalamnya.
Tentu saja burung gagak merasa senang sekali. Tapi masalah kembali muncul. Leher kendi yang panjang dan sempit membuatnya tak bisa meminum air di dalam kendi itu. Sebisa mungkin dia berusaha, tetap saja dia tak bisa menggapainya. Ingin ditumpahkannya, tapi sebagian badan kendi itu tertanam di dalam tanah. Rasa putus asa hampir saja menghampiri dirinya.
”Mungkin aku memang sebodoh yang dikatakan teman-temanku”, keluh burung gagak itu. Tapi Tuhan selalu memberi jalan kepada hamba-Nya yang bersabar.
Tentu saja burung gagak merasa senang sekali. Tapi masalah kembali muncul. Leher kendi yang panjang dan sempit membuatnya tak bisa meminum air di dalam kendi itu. Sebisa mungkin dia berusaha, tetap saja dia tak bisa menggapainya. Ingin ditumpahkannya, tapi sebagian badan kendi itu tertanam di dalam tanah. Rasa putus asa hampir saja menghampiri dirinya.
”Mungkin aku memang sebodoh yang dikatakan teman-temanku”, keluh burung gagak itu. Tapi Tuhan selalu memberi jalan kepada hamba-Nya yang bersabar.
Ketika burung gagak itu hampir putus asa karena merasa hampir mati karena kehausan, dia melihat kerikil di samping kendi itu. Lalu tiba-tiba muncul sebuah ide di benaknya. Dia kemudian mengumpulkan banyak kerikil yang ada di sekitar tempat itu. Kemudian dia memasukkan satu persatu ke dalam kendi yang berisi air tersebut.
Lambat laun, kendi yang mulai terisi penuh dengan kerikil memaksa air yang ada di dalamnya untuk naik ke atas dan keluar dari kendi. Segera saja si gagak meminum air itu sepuasnya untuk menghilangkan dahaganya. Setelah dia merasa cukup, burung gagak kemudian meneruskan perjalanannya untuk mencari teman-temannya.
Usahanya tak sia-sia. Dia menemukan teman-temannya yang telah pindah dan menemukan sebuah mata air baru. Tentu saja mereka sangat terkejut dengan kedatangan burung gagak itu. Bagaimana mungkin burung gagak yang bodoh itu mampu bertahan bahkan dapat menemukan mereka. Karena rasa penasaran, mereka bertanya pada burung gagak itu. Lalu si burung gagak mulai bercerita tentang semua hal yang dialaminya.
Lambat laun, kendi yang mulai terisi penuh dengan kerikil memaksa air yang ada di dalamnya untuk naik ke atas dan keluar dari kendi. Segera saja si gagak meminum air itu sepuasnya untuk menghilangkan dahaganya. Setelah dia merasa cukup, burung gagak kemudian meneruskan perjalanannya untuk mencari teman-temannya.
Usahanya tak sia-sia. Dia menemukan teman-temannya yang telah pindah dan menemukan sebuah mata air baru. Tentu saja mereka sangat terkejut dengan kedatangan burung gagak itu. Bagaimana mungkin burung gagak yang bodoh itu mampu bertahan bahkan dapat menemukan mereka. Karena rasa penasaran, mereka bertanya pada burung gagak itu. Lalu si burung gagak mulai bercerita tentang semua hal yang dialaminya.
Hal tersebut membuat para teman hewannya menjadi sangat kagum. Mereka tak mengira burung gagak yang selama ini mereka anggap sangat bodoh ternyata secerdas itu. Mulai saat itu, mereka tak mengejek burung gagak itu lagi sebagai burung yang bodoh. Bahkan mereka sangat menghormati burung gagak itu dan meminta maaf atas semua kesalahan mereka. Dan burung gagak pun memaafkan mereka dengan senang hati.

Burung Gagak dan Kendi Air
Sumber: https://dongengceritarakyat.com/cerpen-binatang-dongeng-burung-gagak/

Listen

