Berpikir Diakronik & Sinkronik

Paper texture

Diakronik berasal dari bahasa latin yaitu "Dia" yang artinya&nbsp;Melalui/Melampaui dan "Chronicus"&nbsp;yang artinya&nbsp;Waktu. Cara berpikir diakronik sering dikaitkan dengan cara berpikir secara kronologis. Kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu&nbsp;chronos&nbsp;yang berarti&nbsp;waktu&nbsp;dan&nbsp;logos&nbsp;yang berarti&nbsp;ilmu&nbsp;atau&nbsp;uraian. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu yang membantu dalam menyusun peristiwa-peristiwa sesuai dengan urutan waktu terjadinya.

Apa maksud dari&nbsp;<a href="https://www.kompasiana.com/kristina01/60dd97b506310e51d0046e62/efektifitas-inquiry-learning-terhadap-kemampuan-berpikir-siswa">berpikir</a>&nbsp;secara sinkronik dan diakronik?

1. Bersifat horizontal. (tidak menjelaskan suatu peristiwa dari awal dan hanya pada intinya saja) 2. Cakupan kajian yang lebih sempit. 3. Cenderung lebih sulit dan serius. 4. Kajiannya lebih terstruktur. 5. Mengkaji masa tertentu. 6. Tidak terdapat konsep perbandingan.

Cara berpikir sinkronik adalah cara berpikir yang mengutamakan penggambaran ruang yang meluas, namun tidak terlalu memikirkan dimensi waktunya. Melalui pendekatan sinkronis, kita bisa menganalisa suatu peristiwa sejarah tertentu pada waktu tertentu.&nbsp;

Ciri-ciri berpikir diakronik

1. Bersifat vertikal (menjelaskan prroses suatu peristiwa dari awal hingga akhir) 2. Cakupan kajian jauh lebih luas. 3. Terdapat konsep perbandingan. 4. Memiliki sifat historis/komparatif. 5. Mengkaji masa yang satu dan yang lain.