(copy) KEL.3_AKIKAH_PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN

A. Antara Sunnah dan Wajib

Pendapat Ulama tentang Aqiqah

Jumhur atau kebanyakan berpendapat jika aqiqah hukumnya adalah sunnah dan sebagian lagi adalah wajib dengan alasan berhubungan langsung dengan sembelih merupakan hal penting. Selama seseorang mampu melaksanakan aqiqah, maka harus segera dilaksanakan pada hari ke-7 merupakan jawaban terbijak.

B. Berdasarkan Hadits Yang Shohih

Ada beberapa pendapat tentang hukum aqiqah dari beberapa ulama seperti wajib, sunnah mu’akkad serta sunnah, berikut ulasan selengkapnya.

Hukum aqiqah menurut pendapat yang terkuat adalah sunnah muakkadah yang merupakan pendapat jumhur ulama berdasarkan hadits, ada juga ulama yang memberikan penjelasan jika akikah adalah penebus yang artinya aqiqah menjadi pertanda terlepasnya dari kekangan jin yang ada bersama bayi sewaktu lahir.

Bagaimanapun aqiqah merupakan ibadah sosial yaitu menyedekahkan daging binatang kepada orang lain, oleh karena itu hendaklah orang tua melakukannya, jika memang memungkinkan dan mampu menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Sehingga ia menerima keutamaan dan pahala dari Allah SWT. Mengingat hukumnya hanya sunnah, maka tidak akan memberatkan bagi orang tua yang memang benar-benar tidak mampu untuk beraqiqah, karena tanpa mengaqiqahkan anak-anaknya pun mereka tidak akan menerima sanksi siksaan dari Allah SWT

Dari Amr Bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata: “Rasulullah ditanya tentang aqiqah? Maka beliau bersabda Allah tidak menyukai aqiqah-aqiqah itu, seperti halnya nama yang dimakruhkan, nabi bersabda bagi orang tua yang melahirkan dan ingin memperlihatkan rasa cintanya dengan melakukan ibadah aqiqah, maka beribadahlah (beraqiqahlah) dengan menyembelih dua ekor kambing yang sama-sama cukup umur untuk anak laki-lakinya dan seeokor untuk anak perempuan. (HR. Abu Dawud).

Dalam hadits tersebut awalnya Rasulullah sekan-akan justru melarang beraqiqah tapi kemudian pada kalimat selanjutnya menganjurkannya. Dari sini nampak jelas bawah perintah aqiqah mengandung qarinah dan qarinahnya berupa kemampuan ekonomi orang tua.

Jika kedua orang tuanya mampu dan ingin merayakan kelahiran anaknya, maka lakukanlah ibadah yang berupa melaksanakan aqiqah. Berdasarkan keterangan di atas, kiranya jelas bahwa hukum mengaqiqahkan anak adalah sunnah dan dianjurkan. Ini menurut Imam Abu Dawud Sulaiman Bin Al-Asy’ats As-Sajastani, kebanyakan imam dan ahli fiqh. Maksudnya meskipun Rasulullah SAW tidak menggolongkannya ke dalam perintah yang diwajibkan, namun beliau senantisa melaksanakannya. Tidak pernah mengabaikannya, ataupun hanya beliau lakukan sesekali secara berkala.

Sholihudin Al Ansori (T20191363) Annijma Zulfa Sundus (T20191361) Anna Karunia Pratiwi (T20191056)

Penulis : Sholihudin Al Ansori, Annijma Zulfa Sundus, Anna Karunia Pratiwi

Kelas IX

a. Disyariatkan untuk memberi nama anak yang lahir dengan nama yang baik pada hari ketujuh.

b.  Mencukur seluruh rambutnya tanpa tersisa, bersedekah dengan perak seberat rambut yang dipotong. 

c. Mentahniknya, yaitu mengunyah kurma lembut lalu meletakkannya dan dioleskan pada rongga mulut bagian atas bayi, dan sebaiknya yang melakukan adalah orang yang saleh.

3. Pemanfaatan daging aqiqah sama dengan daging kurban yaitu disedekahkan kepada fakir miskin, tidak boleh dijual walupun kullitnya.

4. Disunnahkan daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Terdapat dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 172, Allah berfirman:

Untuk lebih memahami tentang berbagai ketentuan pelaksanaan aqiqah, kalian dapat menyaksikan cuplikan video animasi yang bertema tentang aqiqah tersebut. 

Yaa ayyuhallaziina aamanu kulu min tayyibaati maa razaqnaakum wasykuru lillaahi ing kuntum iyyaahu ta'budun Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."

<a href="https://youtu.be/hVdm7ncacrU">https://youtu.be/hVdm7ncacrU</a>

Syarat kedua, hewan yang digunakan untuk aqiqah haruslah dalam kondisi yang sehat, tidak cacat, tidak kurus dan cukup umur untuk disembelih. Umur kambing atau domba yang akan digunakan untuk aqiqah biasanya berkisar satu tahun, dengan jenis kelamin jantan ataupun betina.&nbsp;

Syarat yang pertama adalah harus memperhatikan jumlah hewan aqiqah. Untuk anak laki-laki, hewan aqiqah yang disembelih adalah dua ekor kambing atau domba. Sedangkan untuk anak perempuan hanya butuh satu ekor kambing atau domba untuk disembelih. Akan tetapi jika untuk anak laki-laki tidak mampu untuk menyembelih dua ekor, maka seekor juga boleh.

Dengan bersama-sama menikmati sajian hidangan nikmat tersebut, maka dapat terjalinlah hubungan silaturahmi dan bermasyarakat yang baik. Karena salah satu keutamaan dan manfaat aqiqah adalah berbagi rasa syukur, gembira dan rezeki.

Apakah orang tua kalian sudah melaksanakan aqiqah untuk kalian?

Image from <a href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Memasak_Bersama_Masyarakat_Adat_Bonokeling.jpg">wikimedia.org</a>

Gambar ini hanya contoh ilustrasi kegiatan rewang (membantu tetangga) dalam acara hajatan. 

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI-4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunaka, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

1.1 Menghayati nilai-nilai dari ketentuan menyembelih binatang 2.1 Menjalankan sikap tanggap jawab dan berbuat baik sebagai implementasi dari pengalaman menerapkan menyembelih binatang menurut syariat Islam 3.1 Menerapkan ketentuan penyembelihan binatang 4.1 Mempraktikkan menyembelih binatang 1.2 Menerima perintah berkurban dan aqiqah 2.2 Menjalankan sikap tanggung jawab, peduli dan rela berkorban 3.2 Menganalisis ketentuan kurban dan aqiqah 3.3 Menyajikan contoh tata cara pelaksanaan kurban dan aqiqah

1.1.1 Mengimani nilai kelembutan pada sesama makhluk Allah swt. dalam kehidupan 1.1.2 Menunjukkan sikap penghormatan terhadap ketentuan penyembelihan 2.1.1 Menampilkan sikap kasih sayang pada sesama makhluk Allah swt. baik sesama manusia, binantang maupun tumbuhan 3.1.1 Mengidentifikasi ketentuan dalam menyembelih binatang 3.1.2 Mendeskripsikan tata cara menyembelih binantang 4.1.1 Menyusun laporan tata cara penyembelihan binatang 1.2.1 Mengikuti perintah kurban dan aqiqah 2.2.1 Menunjukkan sikap peduli dan rela berkurban kepada sesama 3.2. Mengidentifikasi syarat-syarat binatang untuk kurban 3.2.6 Mengidentifikai syarat-syarat dan ketentuan binatang yang sah untuk aqiah 4.2.1 Mensimulasikan teknik pembagian dan distrobsi daging kurban 4.2.2 Membuat skenario pelaksanaan aqiqah sesuai ketentuan dan budayadi masyarakat

Nama merupakan sarana yang mudah dan umum digunakan untuk mengenali seseorang dan memperlancar hubungan sosial. Namun demikian janganlah kita terjebak dengan suatu nama. Sebab, baik buruknya seseorang memang tidak terletak pada namanya semata, melainkan pada akhlak dan amal shalehnya. Dalam pandangan agama, nama juga berfungsi sebagai doa. Orang tua yang memberi anaknya dengan nama Muhammad atau Ahmad misalnya, itu merupakan doa semoga anaknya menjadi orang yang terpuji. Atau mudah-mudahan anak itu tersugesti untuk bersikap dan bertindak dengan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.&nbsp;

Tentang pentingnya pemberian nama yang baik Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak-bapak kalian, maka baguskanlah nama-namamu. (HR Muslim).

Image from <a href="https://www.flickr.com/photos/andeera/6989920554">flickr.com</a>

Dengan demikian, akan lebih tepat apabila kita katakan bahwa perintah aqiqah dalam hadist di atas bukan menujukkan hukum wajib, tetapi menunjukkan hukum sunnah, atau perintah anjuran bukan perintah mewajibkan

Namun demikian, perlu disadari bahwa perintah yang menunjukkan hukum wajib adalah perintah yang mutlak tanpa adanya qarinah. Padahal jika dicermati lebih lanjut, perintah aqiqah dalam hadits di atas mengandung qarinah berupa kemampuan si orang tua, yaitu kemampuan untuk menyediakan dua ekor kambing jika anaknya lak-laki atau seekor jika anaknya perempuan, jika orang tua mampu menyediakan, maka dia harus beraqiqah. Tapi jika dia tidak mampu tidak ada alasan untuk mewajibkannya.

Adanya qarinah dalam perintah aqiqah, nampak lebih jelas jika mempelajari hadist berikut:&nbsp;

Para ulama menyepakati bahwa waktu pelaksanaan aqiqah yang paling baik adalah pada hari ke-7 semenjak hari kelahiran. Namun jika berhalangan karena sesuatu dan lain hal, aqiqah dapat dilaksanakan pada hari ke-14 atau hari ke-21. Namun jika seseorang tersebut berada dalam kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, maka kewajiban melaksanakan aqiqah pun gugur. Karena, apabila memang benar-benar tidak mampu, seorang diperbolehkan untuk meninggalkan atau tidak melakukan ibadah aqiqah ini.

Diutamakan melaksanakan Aqiqah pada hari ke-7 (ketujuh) dari kelahirannya. Adapun kalau belum bisa,boleh pada hari ke-14 (keempat belas), ke-21 (kedua puluh satu) bahkan saat kita sudah dewasa atau kapan saja ketika mampu. Imam Malik berkata:

Pada dzohirnya bahwa keterikatan pada hari ke-7(ketujuh) atas dasar anjuran, andaikan pada hari itu belum bisa dilakukan, maka sekiranya menyembelih pada hari ke-4 (keempat), ke-8 (kedelapan), ke-10 (kesepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan.

Di mana manfaat dari beraqiqah adalah seorang muslim bisa berbagi dengan sesama muslim. Aqiqah juga bisa meningkatkan&nbsp;silatur rahim&nbsp;antar sesama muslim. Ketika seorang muslim melaksanakan aqiqah, maka manfaat atau&nbsp;ibrah&nbsp;yang bisa ia ambil adalah dari surat Al-Isra’ ayat 24-27.

رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِنْ تَكُونُوا صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلأوَّابِينَ غَفُورًا

25. Tuhan-Mu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu ; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguh-Nya Dia Tuhan yang Pengampun bagi orang-orang yang mau bertaubat.

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا&nbsp;

24. Dan hendaknya rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan lalu ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua (orang tua)telah mendidikku waktu kecil”.

26. Dan hendaknya berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan juga orang yang sedang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu dengan boros.

Kalian mungkin tak asing lagi mendengar istilah aqiqah. Hal ini dikarenakan aqiqah merupakan salah satu tradisi dan syariat Islam yang dilaksanakan setelah kelahiran seorang bayi dalam rangka mensyukuri nikmat Allah swt. Pelaksanaan ini merupakan sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah swt. yang telah dilimpahkan kepada umat-Nya karena telah lahirnya seorang anak. Apakah orang tua kalian telah melaksanakan aqiqah untuk kalian? Sebagaimana yang kita ketahui bahwa aqiqah dilakukan dengan menyembelih hewan (biasanya kambing) untuk anak yang baru lahir. Biasanya aqiqah dilaksanakan setelah hari ketujuh dari kelahiran sang bayi.

Menurut para ulama, secara bahasa akikah adalah rambut kepala bayi yang tumbuh sejak lahirnya. Menurut istilah akikah berarti menyembelih hewan ternak berkenaan dengan kelahiran anak sesuai ketentuan syara' sebagai bukti rasa syukur kepada Allah swt.

Image from <a href="https://www.flickr.com/photos/intanbaizura/3846155186">flickr.com</a>

Bagi umat Islam yang mampu melaksanakan aqiqah, akan mendapatkan manfaat darinya. Adapun manfaat yang didapat dalam pelaksanaan aqiqah, adalah sebagai berikut : 1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad saw. dalam meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim a.s. tatkala Allah swt. menebus putra Ibrahim yang tercinta, yaitu Ismail a.s.

2. Aqiqah mengandung unsur perlindungan dari setan yang dapat mengganggu anak yang terlahir tersebut. Jadi, aqiqah dengan adanya aqiqah maka bayi yang baru lahir juga akan didoakan agar terhindar dari gangguan-gangguan yang buruk dan mendapat keselamatan. 3. Aqiqah merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah swt. sekaligus juga sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang telah dianugerahkan oleh-Nya dengan lahirnya seorang anak.

4. Pelaksanaan aqiqah juga merupakan wujud dan sarana menampakkan kegembiraan dalam melaksanakan syariat Islam dan bertambahnya keturunan mukmin. 5. Pelaksanaan aqiqah dapat memperkuat persaudaraan di antara kelompok masyarakat. Dengan hal itu dalam pelaksanaannya, aqiqah juga sebagai sarana berbagi kepada tetangga atau masyarakat sekitar.

Image by saesherra from <a href="https://pixabay.com/id/photos/sate-kambing-sate-memuaskan-masakan-2377229/">pixabay.com</a>

Biasanya ketika mengadakan acara aqiqah, menu makanan yang diolah dari bahan daging kambing tersebut diantaranya adalah sate. Selain itu daging kambing dari penyembelihan ini juga dapat diolah menjadi makanan gulai.

Mencukur rambut bayi sebaiknya dilakukan dihadapan keluarga agar mereka mengetahui dan menjadi saksi. boleh dilakukan oleh orang tuanya sendiri, apabila tidak mampu dapat diwakilkan kepada ahlinya. 

Pembagiannya dibagikan kepada fakir miskin sebagai sedekah, dibagikan kepada kaum kerabat, tetangga, yang membantu persanlinan atau untuk orang tertentu sebagai hadiah.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mencukur rambut bayi, yaitu: 1. Diawali dengan bacaan bismillah 2. Arah mencukur rambut dari sebelah kanan ke kiri 3. Dicukur secarakeseluruhan (gundul) hingga tak ada kotoran yang tersisa 4. Rambut hasil cukuran ditimbang dan jumlahnya dinilai dengan nilai emas atau perak kemudian disedekahkan kepada fakir miskin

Boleh sebagian dimakan sendiri, akan tetapi tidak melebihi sepertiga bagian.

Sebagaimana firman Allah: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Q.S.2:185) Pendapat Imam Malik ini menjelaskan bahwa melakukan Aqiqah kapan saja boleh bahkan saat kita dewasa, namun diutamakan pada hari ke-7 (ketujuh) dari kelahiran.&nbsp;

Orang yang mengaqiqahkan anaknya dan ia yang pandai memotong kambing/domba, disunnahkan untuk menyembelih sendiri sambil membaca: 

Bismillahi wallahu akbar, Allahuma sholli alaa Muhammas wa’alaa aalaihi wassalim Allahuma minka wa’alaika taqabbal hadzihi aqiqah min ................fulan bin fulan.&nbsp;

Artinya: Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar, Ya Allah berilah rahmat dan sejahtera kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah ini dari Engkau dan kembali kepada Engkau maka terimalah Aqiqah dari ....................fulan bin fulan.&nbsp;

Puji syukur kehadirat Allah swt., kami ucapkan karena telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penuis dapat menyelesaikan dan menerbitkan buku Aqiqah ini. Penulisan buku ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta pemahaman kepada siswa sekolah madrasah tsanawiyah khususnya pada jenjang kelas IX. Buku ini berisi tentang pemahaman materi seputar Fikih Aqiqah. Penulis menyadari bahwa penulisan buku ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangannya. Dengan segala kerendahan hati penulis memohin saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca, untuk ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Kata Pengantar...........................iii Daftar Isi......................................iv KI, KD............................................1 Indikator.......................................2 Tujuan Pembelajaran.................3 Pengertian Aqiqah......................4 Dasar Hukum.............................14 Ketentuan Aqiqah......................15 Hal-hal yang Disyariatkan.........39

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

27.Sesunggunya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudaranya para&nbsp;syaithan. Dan sayaithan adalah makhluk yang&nbsp;sangat ingkar kepada Tuhan-Nya.

99. "Demikianlah Kami kisahkan kepadamu kisah tentang&nbsp;Nabi&nbsp;Muhammad. Kisah Nabi Muhammad adalah&nbsp;sebagian&nbsp;dari&nbsp;kisah umat yang telah lalu. Dan sungguh, telah Kami berikan kepadamu suatu peringatan berupa Al Quran dari sisi Kami."

Dari surat Al-Isra’ ayat 24-27 tersebut telah begitu jelas menerangkan bahwa beraqiqah sama halnya menyisihkan sebagian harta kepada orang-orang yang berhak. Sebab ibadah tersebut adalah kewajiban bagi orang tua atas tergadainya anak sejak lahir.

مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا

100. "Barang siapa berpaling dari Al Qur’an,maka sesunggunya di akan memikul dosa yang besar pada hari kiamat,"

Secara global dan eksplisit, ayat al-Qur’an yang berbicara tentang aqiqah adalah surat At-Thoha ayat 99-102.

خَالِدِينَ فِيهِ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلا

كَذَلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا&nbsp;

101. "Mereka akan kekal dalam keadaan berlimang dosa. Dan sungguh buruk beban dosa itu bagi mereka pada hari kiamat."

Selain hadist yang diriwayatkan Samurah ada pula dua hadist yang menggunakan kalimat perintah beraqiqah, kedua hadist tersebut yaitu:

b. Hadits Aisyah r.a. (istri rasulullah SAW) yang menyatakan:

عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِيّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَعَ اْلغُلاَمِ عَقِيْقَةٌ فَاَهْرِيْقُوْا عَنْهُ دَمًا وَ اَمِيْطُوْا عَنْهُ اْلاَذَى. البخارى

a. Hadist yang diriwayatkan dari Salman Bin Amir Adh-Dhabi bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah SAW memerintahkan orangorang agar menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan seekor kambing. (HR. Turmudzi)

Dari Salman Bin Amir Adh-Dhabi berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Bersamaan dengan anak terdapat hak untuk diaqiqahi maka tumpahkanlah darah untuknya (dengan menyembelih binatang aqiqah) dan buanglah penyakit darinya (dengan mencukur rambut kepalanya). (HR. Abu Dawud)&nbsp;

Kedua hadits di atas sama-sama mengandung perintah untuk beraqiqah. Secara sepintas, jika dipahami keduanya dapat menujukkan hukumnya wajib beraqiqah, sebab menurut kaidah ushul fiqh perintah itu menunjukkan adanya hukum yang wajib.&nbsp;

Melalui kegiatan pembelajaran materi tentang penyembelihan kurban dan aqiqah siswa dapat : 1. Mengimani nilai kelembutan pada sesama makhluk Allah swt. dalam kehidupan 2. Menampilkan sikap kasih sayang pada sesama makhluk Allah swt. baik sesama manusia, binatang maupun tumbuhan 3. Mengidentifikasi ketentuan dalam menyembelih binatang 4. Mendeskripsikan tata cara menyembelih binatang 5. Mengikuti perintah kurban dan aqiqah 6. Menunjukkan sikap peduli dan rela berkurban kepada sesama 7.Menjelaskan pengertian kurban, hukum dan dalilnya 8. Mengidentifikasi syarat-syarat berkurban 9. Menjelaskan pengertian aqiqah dan dalilnya 10. Mengidentifikasi syarat-syarat dan ketentuan binatang yang sah untuk aqiqah 11. Mensimulasikan teknik pembagian dan distribusi daging kurban 12. Membuat skenario pelaksanaan aqiqah sesuai ketentuan dan budaya di masyarakat

Pengertian aqiqah secara etimologi menurut Abu Bakar bin Muhammad al-Husayni al-Hasani mengatakan : "Aqiqah menurut pengertian etimologi dimaksudkan sebagai nama rambut yang sudah tumbuh di kepala bayi sejak ia lahir."

Sedangkan secara terminologi menurut Muhammad bin Ismail al-Kahlani mengatakan : "Aqiqah adalah sembelihan (kambing) yang dipotong untuk (selamatan) bayi yang baru lahir."

Jadi, Aqiqah merupakan binatang yang disembelih untuk selamatan anak yang baru lahir pada hari ketujuh. Dalam penyembelihan hewan, terdapat ketentuan yang perlu diperhatikan. Dan hal itulah nanti yang terdapat suatu perbedaan dalam jumlah hewan yang disembelih untuk aqiqah. Karena jumlah hewan sembelihan untuk anak laki-laki dan perempuan berbeda.

Penjelasan selengkapnya akan dipaparkan pada bab berikutnya.

C. Aqiqah Sunnah Ditunaikan Untuk Anak

Dalil Ayat Al-Qur'an tentang Akikah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.&nbsp;“Semua bayi tergadaikan dengan aqiqah-nya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.”&nbsp;[Shahih, HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lainnya]. Semua umat muslim tentunya sudah tidak asing dengan amalan dari aqiqah yang adalah butiran sunnah yang sudah menjadi tradisi bagi seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia sehingga sunnah ini tidak akan punah termakan oleh waktu.

D. Hukum Aqiqah Diwajibkan

Ada sebagian muslim yang mewajibkan amalan aqiqah ini sebab menyambut kehadiran anak adalah sesuatu hal yang sangat penting khususnya bagi mereka yang mampu dalam segi finansialnya maka sangat diutamakan untuk melaksanakan aqiqah.

Berbicara aqiqah memang tidak ada ketentuannya dalam kitab suci&nbsp;&nbsp;al-Qur’an. Dalil yang berbicara tentang aqiqah kebanyakan terdapat dari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi&nbsp;wa ahli baitih.&nbsp;Ayat al-Qur’an tentang aqiqah sendiri tidak tertulis secara rinci. Ayat al-Qur’an yang menjelaskan menjelaskan secara eksplisit tentang adanya aqiqah. Baik dari makna, sejarah dan juga&nbsp;ibrah&nbsp;yang didapat dari melaksanakan aqiqah.

Name

Safari may block some audio or video from playing automatically and ‘read to me’ will skip these. You can configure this in Safari’s preferences.