Book Creator

Sejarah by kel fair dkk

by 541221182 RASYA DIKA PRATAMA

Pages 2 and 3 of 53

Loading...
Loading...
KATA PENGANTAR
Loading...
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENJAJAHAN SAMUDRA BARAT.........................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................2
B. PERANG SALIB........................................................................3
C. JATUHNYA KONSTANTINOPEL.................................................6

BAB 2 PENJAJAHAN SAMUDRA TIMUR.........................................9
A. LATAR BELAKANG.................................................................10
B. DAMPAK PENJELAJAHAN SAMUDRA SPANYOL.......................11

BAB 3 REMPAH REMPAH ASLI INDONESIA................................14
A. MENCARI KEPULAUAN REMPAH - REMPAH............................15
B. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN SAINS.............................16
C. SEMANGAT 3G.......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................20
BIODATA...................................................................................21
KATA PENUTUP.........................................................................23
Loading...
Purwokerto, 15 September 2022

Penyusun Fair dkk
Loading...
Loading...
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang senan tiasa mencurahkan rahmat dan inayah-Nya. Dengan rahmat dan inayah-Nya itu kita selalu berada dalam lindungan-Nya. Shalawat serta salam kita curahkan kepada rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia menuju jalan yang diridhol oleh allah SWT. Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan Buku Sejarah Latar Belakang 2 Samudra Barat Dan Timur Indonesia Karena tanpa pertolongan-Nya tidak akan menyelesaikan buku ini.

Maksud penulisan buku ini sesuai dengan intruksi tugas portofolio UAS. Di dalam buku ini terdapat materi - materi tentang :
1. Dua jalur penjajahan samudra ( Barat dan Timur )
2. Jenis rempah - rempah asli Indonesia dan kegunaannya

Penyusunan Buku ini masih jauh dari sempurna. Semua ini berkaitan dengan terbatasnya waktu dan kemampuan penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, penulis mengharapkan suatu koreksi dari pembaca yang dapat meningkatkan pengetahuan penulis untuk masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Buku ini. Dengan demikian penulis mengharapkan agar Buku ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.
Bab
Ellipse;
1
Ellipse;
PENJELAJAHAN SAMUDRA BARAT BANGSA EROPA
Latar Belakang Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra – Sejarah mencatat jika bangsa-bangsa Eropa memmutuskan untuk melakukan ekspedisi atau penjelajahan ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 Masehi, termasuk sampai ke Nusantara atau wilayah Indonesia saat ini. Zaman ini kemudian disebut dengan zaman penjelajahan samudra. Penjelajahan samudra juga dikenal sebagai era the age of discovery. Zaman ini dimulai ketika Kekaisaran Romawi Timur runtuh usai melawan kekuasaan Islam. Penjelajahan samudra oleh orang-orang Eropa ini kemudian menjadi penaklukan dan kolonialisme.
Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang berlayar hingga ke Kepulauan Nusantara. Alfonso de Albuqueque memimpin sekitar 18 kapal yang mengangkut 1.200 orang. Rombongan Portugis ini menaklukkan Malaka pada 1511, lalu menyasar Maluku pada 1512. Dari sinilah, sejarah kolonialisasi di Indonesia bermula.
A. Latar Belakang
Latar Belakang Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra – Sejarah mencatat jika bangsa-bangsa Eropa memmutuskan untuk melakukan ekspedisi atau penjelajahan ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 Masehi, termasuk sampai ke Nusantara atau wilayah Indonesia saat ini. Zaman ini kemudian disebut dengan zaman penjelajahan samudra. Penjelajahan samudra juga dikenal sebagai era the age of discovery. Zaman ini dimulai ketika Kekaisaran Romawi Timur runtuh usai melawan kekuasaan Islam. Penjelajahan samudra oleh orang-orang Eropa ini kemudian menjadi penaklukan dan kolonialisme.
Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang berlayar hingga ke Kepulauan Nusantara. Alfonso de Albuqueque memimpin sekitar 18 kapal yang mengangkut 1.200 orang. Rombongan Portugis ini menaklukkan Malaka pada 1511, lalu menyasar Maluku pada 1512. Dari sinilah, sejarah kolonialisasi di Indonesia bermula.
1
Rempah-rempah menjadi alasan utama Portugis menyambangi Kepulauan Nusantara. Pencapaian dari Portugis ini kemudian diikuti oleh kerajaan tetangganya, yaitu Spanyol. Portugis dan Spanyol sempat terlibat konflik di Maluku. Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate melawan Spanyol yang merangkul Kerajaan Tidore.

Tidak hanya Spanyol dan Portugis, penjelajahan samudra yang menjelma menjadi kolonialisme dan imperalisme itu nantinya juga diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa lainnya, termasuk Belanda, Prancis, Inggris, Italia, Belgia, hingga Jerman. Lantas, apa yang menjadi latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra?

Salah satu penyebab utamanya adalah jatuhnya Konstatinopel pada 1453, dari Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur ke Kesultanan Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Mehmed II. Penaklukan Konstantinopel (sekarang Istanbul) menjadi salah satu tonggak peristiwa penting yang mengubah sejarah peradaban manusia, yaitu penjelajahan bangsa-bangsa Eropa.
perebutan Kota Yerusalem. Perang yang berlarut-larut ini membuat jalur perdagangan Asia–Eropa menjadi terputus. Perang tersebut juga berdampak kepada habisnya kekayaan bangsa Eropa karena dialokasikan untuk peperangan.

Perang Salib berbeda dari konflik-konflik keagamaan lainnya karena orang-orang yang ikut serta dalam perang ini meyakini perjuangan mereka sebagai laku tobat demi memperoleh ampunan atas dosa-dosa yang sudah mereka akui.
1. Perang Salib
Perang Salib adalah sebutan bagi perang-perang agama di Asia Barat dan Eropa antara abad ke-11 sampai abad ke-17, yang disokong oleh Gereja Katolik. Perang ini melibatkan masyarakat dari Eropa melawan Turki Seljuk dan orang Arab. Perang tersebut berlangsung selama 200 tahun dan terbagi menjadi tujuh periode.

Perang itu disebut Perang Salib oleh orang Kristen, sedangkan orang Islam menyebutnya dengan Perang Suci. Perang Salib disebabkan karena
Perang Salib pertama kali dicetuskan oleh Paus Urbanus II pada 1095 dalam sidang Konsili Clermont. Dia mengimbau para hadirin untuk mengangkat senjata membantu Kaisar Romawi Timur melawan orang Turki Seljuk dan melakukan ziarah bersenjata ke Yerusalem. Imbauannya ditanggapi dengan penuh semangat oleh seluruh lapisan masyarakat Eropa Barat.
2
perebutan Kota Yerusalem. Perang yang berlarut-larut ini membuat jalur perdagangan Asia–Eropa menjadi terputus. Perang tersebut juga berdampak kepada habisnya kekayaan bangsa Eropa karena dialokasikan untuk peperangan.

Perang Salib berbeda dari konflik-konflik keagamaan lainnya karena orang-orang yang ikut serta dalam perang ini meyakini perjuangan mereka sebagai laku tobat demi memperoleh ampunan atas dosa-dosa yang sudah mereka akui.
Perang Salib pertama kali dicetuskan oleh Paus Urbanus II pada 1095 dalam sidang Konsili Clermont. Dia mengimbau para hadirin untuk mengangkat senjata membantu Kaisar Romawi Timur melawan orang Turki Seljuk dan melakukan ziarah bersenjata ke Yerusalem. Imbauannya ditanggapi dengan penuh semangat oleh seluruh lapisan masyarakat Eropa Barat.
3
Para sukarelawan lantas dikukuhkan menjadi anggota Laskar Salib melalui pengikraran di muka umum.

Orang-orang yang mengajukan diri dalam perang tersebut didorong oleh niat yang berbeda-beda. Ada yang sekadar ingin pergi ke Yerusalem agar ikut terangkat ramai-ramai ke surga, ada yang melakukannya demi bakti kepada majikan, ada yang hendak mencari ketenaran dan nama baik, dan ada pula yang bernafsu meraup keuntungan ekonomi maupun politik melalui keikutsertaannya.

Ketika Perang Salib I meletus, istilah “Perang Salib” belum dikenal. Kampanye militer umat Kristen kala itu disebut dengan “lawatan” (bahasa Latin: iter) atau “ziarah” (bahasa Latin: peregrinatio). Perang-perang dengan restu dari gereja ini baru dikait-kaitkan dengan istilah “salib” setelah kata “crucesignatus” (orang yang diberi tanda salib) dari bahasa Latin mulai digunakan pada akhir abad ke-12.
Istilah “Perang Salib” dapat saja dimaknai secara berbeda, tergantung dari pandangan penulis yang menggunakannya. Giles Constable dalam The Historiography of the Crusades (2001) menjabarkan empat sudut pandang berbeda di kalangan para pengkaji sejarah sebagai berikut.

a. Sudut Pandang Kaum Tradisionalis
Kaum tradisionalis membatasi pengertian Perang Salib sebagai perang-perang yang dilakukan oleh umat Kristen di Tanah Suci semenjak 1095 sampai 1291,
baik untuk membantu umat Kristen di negeri itu maupun untuk memerdekakan Yerusalem dan Makam Suci dari penjajahan.

B. Sudut Pandang Kaum Pluralis
Kaum pluralis menggunakan istilah Perang Salib sebagai sebutan bagi segala macam aksi militer yang direstui secara terbuka oleh paus yang sedang menjabat. Pemaknaan ini mencerminkan pandangan Gereja Katolik Roma (termasuk tokoh-tokoh Abad Pertengahan pada masa Perang Salib, seperti Santo Bernardus dari Clairvaux) bahwasanya setiap perang yang direstui oleh Sri Paus dapat disebut secara sah sebagai Perang Salib, tanpa membeda-bedakan sebab, alasan, maupun tempatnya.

Definisi yang luas ini mencakup pula aksi-aksi penyerangan terhadap kaum penyembah berhala dan ahli bidah seperti Perang Salib Albigensia, Perang Salib Utara, dan Perang Salib Husite. Definisi ini juga mencakup perang-perang demi keuntungan politik dan penguasaan wilayah seperti Perang Salib Aragon di Sisilia, Perang Salib yang dimaklumkan Sri Paus Inosensius III terhadap Markward dari Anweiler pada 1202, dan yang dimaklumkan terhadap orang-orang Stedingen, beberapa Perang Salib yang dimaklumkan (oleh paus-paus yang berbeda) terhadap Kaisar Friedrich II beserta putra-putranya, dua Perang Salib yang dimaklumkan terhadap para penentang Raja Henry III dari Inggris, dan aksi penaklukan kembali Semenanjung Iberia oleh umat Kristen.
C. Sudut Pandang Kaum Generalis
Kaum generalis memandang Perang Salib sebagai segala macam perang suci yang berkaitan dengan Gereja Latin dan yang dilakukan sebagai tindakan bela agama.
4
PrevNext