Loading...
KONVERSI SATUANANGKA PENTING
NOTASI ILMIAH
Loading...
FISIKA SMA KELAS XLoading...
DIAN APRIANA, S.T

KONVERSI SATUAN
2. Konversi Satuan Massa
Perhatikan tabel konversi satuan massa di bawah ini:
Perhatikan tabel konversi satuan massa di bawah ini:
Pengertian Konversi Satuan
Konversi satuan adalah mengubah nilai suatu sistem satuan ke nilai satuan lain.
Misalnya, 1 kilometer jika diubah menjadi bentuk meter, berapa jumlahnya, atau 1 jam ada berapa menit. Itu lah yang disebut dengan konversi satuan.
Konversi satuan adalah mengubah nilai suatu sistem satuan ke nilai satuan lain.
Misalnya, 1 kilometer jika diubah menjadi bentuk meter, berapa jumlahnya, atau 1 jam ada berapa menit. Itu lah yang disebut dengan konversi satuan.
1. Konversi Satuan Panjang
Berarti mengubah suatu bentuk satuan panjang ke satuan panjang lainnya. Mulai dari satuan yang memiliki nilai terpanjang hingga terpendek.
Perhatikan tabel dan rumus satuan panjang di bawah ini:
Berarti mengubah suatu bentuk satuan panjang ke satuan panjang lainnya. Mulai dari satuan yang memiliki nilai terpanjang hingga terpendek.
Perhatikan tabel dan rumus satuan panjang di bawah ini:
Misalnya merubah massa benda dari gram ke kilogram. 1 gram = 0,001 kg


3. Konversi Satuan Waktu
Konversi satuan waktu adalah mengubah satuan waktu ke satuan waktu lainnya, dari mulai nilai terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.
Konversi satuan waktu adalah mengubah satuan waktu ke satuan waktu lainnya, dari mulai nilai terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.
Misal, 1 jam = 3600 sekon.
Misalnya dari 1 kilometer dikonversi menjadi 1 meter. Maka nilai konversi satuan panjang dari 1 kilometer yang diubah ke meter adalah 1000 meter.
2. Konversi Satuan Massa
Perhatikan tabel konversi satuan massa di bawah ini:
Perhatikan tabel konversi satuan massa di bawah ini:
Misalnya merubah massa benda dari gram ke kilogram. 1 gram = 0,001 kg


3. Konversi Satuan Waktu
Konversi satuan waktu adalah mengubah satuan waktu ke satuan waktu lainnya, dari mulai nilai terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.
Konversi satuan waktu adalah mengubah satuan waktu ke satuan waktu lainnya, dari mulai nilai terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.
Misal, 1 jam = 3600 sekon.
ANGKA PENTING
Angka penting adalah angka yang dihasilkan dari hasil pengukuran (bukan penghitungan), termasuk angka yang ditaksirkan.
Contoh: Pada hasil pengukuran 8,9 cm, Angka 8 merupakan angka pasti, dan 9 merupakan angka taksiran.
Contoh: Pada hasil pengukuran 8,9 cm, Angka 8 merupakan angka pasti, dan 9 merupakan angka taksiran.
Aturan pembulatan bilangan dalam fisika adalah sebagai berikut :
1. Angka yang nilainya > 5 dibulatkan ke atas.
Contoh : 6,38 dibulatkan menjadi 6,4
2. Angka yang nilainya < 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh : 8,34 dibulatkan menjadi 8,3
3. Angka yang nilainya = 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh : 4,25 dibulatkan menjadi 4,2 ;
5,55 dibulatkan menjadi 5,6
1. Angka yang nilainya > 5 dibulatkan ke atas.
Contoh : 6,38 dibulatkan menjadi 6,4
2. Angka yang nilainya < 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh : 8,34 dibulatkan menjadi 8,3
3. Angka yang nilainya = 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh : 4,25 dibulatkan menjadi 4,2 ;
5,55 dibulatkan menjadi 5,6
Aturan Angka Penting :
Dalam penulisan hasil pengukuran, aturan-aturan yang harus diperhatikan.
Berikut ini adalah aturan penulisan angka penting dalam fisika :
1. Semua angka selain nol adalah angka penting (AP).
Contoh : 3,21 (3 AP) ; 2,2 (2 AP) ; 1,559 (4 AP)
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka adalah angka penting.
Contoh: 3,01 (3 AP) ; 2,5009 (5 AP) ; 20,09 (4 AP)
3. Seluruh angka nol yang terletak di sebelah kiri koma desimal (di depan angka bukan nol) dan menyatakan bilangan <1 bukan angka penting.
Contoh : 0,1 (1 AP) ; 0,0088 (2 AP) ; 0,00609 (3 AP)
4. Angka nol yang terletak di belakang koma desimal adalah angka penting.
Contoh : 3,00 (3 AP) ; 9,0 (2 AP) ; 44,500 (5 AP)
5. Semua angka nol yang terletak di kanan angka bukan nol namun tidak diikuti koma desimal merupakan angka penting, kecuali diberi tanda.
Contoh : 120500 (6 AP) ; 22400 (5 AP) ; 22400 (4 AP)
Dalam penulisan hasil pengukuran, aturan-aturan yang harus diperhatikan.
Berikut ini adalah aturan penulisan angka penting dalam fisika :
1. Semua angka selain nol adalah angka penting (AP).
Contoh : 3,21 (3 AP) ; 2,2 (2 AP) ; 1,559 (4 AP)
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka adalah angka penting.
Contoh: 3,01 (3 AP) ; 2,5009 (5 AP) ; 20,09 (4 AP)
3. Seluruh angka nol yang terletak di sebelah kiri koma desimal (di depan angka bukan nol) dan menyatakan bilangan <1 bukan angka penting.
Contoh : 0,1 (1 AP) ; 0,0088 (2 AP) ; 0,00609 (3 AP)
4. Angka nol yang terletak di belakang koma desimal adalah angka penting.
Contoh : 3,00 (3 AP) ; 9,0 (2 AP) ; 44,500 (5 AP)
5. Semua angka nol yang terletak di kanan angka bukan nol namun tidak diikuti koma desimal merupakan angka penting, kecuali diberi tanda.
Contoh : 120500 (6 AP) ; 22400 (5 AP) ; 22400 (4 AP)
Operasi hitung angka penting harus mengikuti aturan berikut :
1. Penjumlahan dan pengurangan
Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu angka taksiran saja dan angka penting paling sedikit.
Contoh :
23,12 + 1,2 = 24,32 dibulatkan 24,3 (3 AP)
21,9 – 1,15 = 20,75 dibulatkan 20,8 (3 AP)
2. Perkalian dan pembagian
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang dioperasikan.
Contoh :
12,2 (3 AP) x 3,5 (2 AP) = 42,70 dibulatkan 43 (2 AP)
3214 (4 AP) x 121 (3 AP) = 388894 menjadi 388000 (3 AP)
1,44 (3 AP) : 7,2 (2 AP) = 0,2 menjadi 0,20 (2 AP)
2564 (4 AP) : 12 (2 AP) = 213,666… menjadi 210 (2 AP)
1. Penjumlahan dan pengurangan
Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu angka taksiran saja dan angka penting paling sedikit.
Contoh :
23,12 + 1,2 = 24,32 dibulatkan 24,3 (3 AP)
21,9 – 1,15 = 20,75 dibulatkan 20,8 (3 AP)
2. Perkalian dan pembagian
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang dioperasikan.
Contoh :
12,2 (3 AP) x 3,5 (2 AP) = 42,70 dibulatkan 43 (2 AP)
3214 (4 AP) x 121 (3 AP) = 388894 menjadi 388000 (3 AP)
1,44 (3 AP) : 7,2 (2 AP) = 0,2 menjadi 0,20 (2 AP)
2564 (4 AP) : 12 (2 AP) = 213,666… menjadi 210 (2 AP)
Aturan pembulatan bilangan dalam fisika adalah sebagai berikut :
1. Angka yang nilainya > 5 dibulatkan ke atas.
Contoh : 6,38 dibulatkan menjadi 6,4
2. Angka yang nilainya < 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh : 8,34 dibulatkan menjadi 8,3
3. Angka yang nilainya = 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh : 4,25 dibulatkan menjadi 4,2 ;
5,55 dibulatkan menjadi 5,6
1. Angka yang nilainya > 5 dibulatkan ke atas.
Contoh : 6,38 dibulatkan menjadi 6,4
2. Angka yang nilainya < 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh : 8,34 dibulatkan menjadi 8,3
3. Angka yang nilainya = 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh : 4,25 dibulatkan menjadi 4,2 ;
5,55 dibulatkan menjadi 5,6
Operasi hitung angka penting harus mengikuti aturan berikut :
1. Penjumlahan dan pengurangan
Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu angka taksiran saja dan angka penting paling sedikit.
Contoh :
23,12 + 1,2 = 24,32 dibulatkan 24,3 (3 AP)
21,9 – 1,15 = 20,75 dibulatkan 20,8 (3 AP)
2. Perkalian dan pembagian
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang dioperasikan.
Contoh :
12,2 (3 AP) x 3,5 (2 AP) = 42,70 dibulatkan 43 (2 AP)
3214 (4 AP) x 121 (3 AP) = 388894 menjadi 388000 (3 AP)
1,44 (3 AP) : 7,2 (2 AP) = 0,2 menjadi 0,20 (2 AP)
2564 (4 AP) : 12 (2 AP) = 213,666… menjadi 210 (2 AP)
1. Penjumlahan dan pengurangan
Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu angka taksiran saja dan angka penting paling sedikit.
Contoh :
23,12 + 1,2 = 24,32 dibulatkan 24,3 (3 AP)
21,9 – 1,15 = 20,75 dibulatkan 20,8 (3 AP)
2. Perkalian dan pembagian
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang dioperasikan.
Contoh :
12,2 (3 AP) x 3,5 (2 AP) = 42,70 dibulatkan 43 (2 AP)
3214 (4 AP) x 121 (3 AP) = 388894 menjadi 388000 (3 AP)
1,44 (3 AP) : 7,2 (2 AP) = 0,2 menjadi 0,20 (2 AP)
2564 (4 AP) : 12 (2 AP) = 213,666… menjadi 210 (2 AP)
3. Pemangkatan dan penarikan akar
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan yang dioperasikan.
Contoh :
(2,5)2 = 6,25 ≈ 6,3 (2 AP)
√225 = 15 ≈ 15,0 (3 AP)
4. Perkalian dan pembagian dengan bilangan eksak
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan hasil pengukuran.
Contoh :
Suatu benda panjangnya 1,25 m jika diperpanjang menjadi 4 kalinya, maka 1,25 x 4 = 5,00 (3 AP)
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan yang dioperasikan.
Contoh :
(2,5)2 = 6,25 ≈ 6,3 (2 AP)
√225 = 15 ≈ 15,0 (3 AP)
4. Perkalian dan pembagian dengan bilangan eksak
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan hasil pengukuran.
Contoh :
Suatu benda panjangnya 1,25 m jika diperpanjang menjadi 4 kalinya, maka 1,25 x 4 = 5,00 (3 AP)
NOTASI ILMIAH
Notasi ilmiah adalah notasi yang menyederhanakan bilangan yang sangat kecil atau sangat besar menjadi satu tempat satuan.
a x 10n
a = bilangan pokok/mantisa (1 < a < 10)
10n = orde besar
n = orde bilangan
Contoh :
0,0000000257 menjadi 2,57 x 10-8
965300 menjadi 9,653 x 105
a x 10n
a = bilangan pokok/mantisa (1 < a < 10)
10n = orde besar
n = orde bilangan
Contoh :
0,0000000257 menjadi 2,57 x 10-8
965300 menjadi 9,653 x 105