Berisi tentang Sistem koloid, sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid

SISTEM KOLOID BerISBN

Rainbow paper border

Sistem Koloid Fase Gas – Cair  (Buih)

<a href="https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwww.kibrispdr.org%2Fdata%2Fcontoh-emulsi-cair-4.jpg&amp;imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.kibrispdr.org%2Fpre-4%2Fcontoh-emulsi-cair.html&amp;tbnid=PWhkCo8Wj9FYpM&amp;vet=10CAsQxiAoAWoXChMIuIu3l4vt9QIVAAAAAB0AAAAAEAc..i&amp;docid=uSIHSDeu1AJcxM&amp;w=1600&amp;h=1330&amp;itg=1&amp;q=gambar%20susu%20pada%20sistem%20koloid&amp;client=safari&amp;ved=0CAsQxiAoAWoXChMIuIu3l4vt9QIVAAAAAB0AAAAAEAc">Gambar: susu</a>

Sistem koloid cair – cair disebut emulsi. Zat penghubung yang menyebabkan pembentukan emulsi disebut emulgator (pembentuk emulsi). Jadi tidak ada emulsi tanpa emulgator.

Sistem Koloid Fase Cair – Padat (Emulsi Padat)

Sistem koloid fase cair – padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat sehingga dikenal dengan nama emulsi padat.

Sistem koloid fase gas – cair terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Apabila medium pendispersinya mengandung surfaktan maka  busa akan stabil. Busa sabun adalah sistem koloid yang stabil karena sabun merupakan surfaktan. Molekul surfaktan cenderung terkonsentrasi pada permukaan atau antarpermukaan cairan dan gas dan terdiri dari dua bagian yaitu yang bersifat nonpolar dan polar.

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fwww.myrightspot.com%2F2016%2F11%2Fjenis-jenis-koloid-beserta-contohnya.html&amp;psig=AOvVaw3SLOr3JEYeYdB1dzb4WH2l&amp;ust=1644306949848000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCJi09u6O7fUCFQAAAAAdAAAAABAI">Gambar: busa sabun</a>

<a href="https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F-Xd8wQkaDjyE%2FWDoLg3XFmnI%2FAAAAAAAABGQ%2FOkUIOpZ27Q0n90Zb0neECM02glXfSnuuACLcB%2Fs1600%2Fcheese.png&amp;imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.myrightspot.com%2F2016%2F11%2Fjenis-jenis-koloid-beserta-contohnya.html&amp;tbnid=lMILfUuvzmkbeM&amp;vet=12ahUKEwjY4Iykje31AhWbyaACHVoTDjQQMyhHegQIARBr..i&amp;docid=v8k3GrZ1cMFPZM&amp;w=1600&amp;h=674&amp;q=gambar%20keju%20pada%20sistem%20koloid&amp;hl=id&amp;client=safari&amp;ved=2ahUKEwjY4Iykje31AhWbyaACHVoTDjQQMyhHegQIARBr">Gambar: keju</a>

<a href="bookcreator://page/rS3_kAzITRCAP2GYFZ_ykQ/left">kembali ke daftar isi</a>

Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.

Soal Sistem Koloid

Untuk mengetahui pembuatan sistem koloid, silahkan kerjakan lembar siswa berikut.

LAS PEMBUATAN KOLOID.docx

Setelah mempelajari materi Sistem Koloid, banyak manfaat yang kalian peroleh antara lain, dapat membedakan antara larutan, suspensi, dan koloid, mengelompokan sistem koloid, menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki sistem koloid serta pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi. Dalam mempelajari materi Sistem Koloid, bagian mana dari materi tersebut yang kalian sukai? Dan bagian mana yang belum kalian pahami?

Untuk mempercepat pemisahan dapat dilakukan sentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugasi (alat pemutar dengan kecepatan tinggi).

Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan merupakan campuran yang homogen dan sukar dipisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi.

Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi. Padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Oleh karena itu, zat semacam ini disebut dengan koloid. Koloid disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil daripada suspensi. Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 – 100 nm.

Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air, koloid liofil disebut juga sebagai koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut sebagai koloid hidrofob.  Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut.

Pemanfaatan sifat hidrofob dan hidrofil adalah pada penggunaan detergen dalam proses pencucian pakaian. Kotoran yang menempel pada kain ada yang mudah larut dalam air dan ada juga yang tidak larut dalam air, misalnya kotoran yang berupa lemak dan minyak.

Perbedaan sifat dari kedua koloid tersebut terlihat pada sol liofil dan sol liofob seperti tabel berikut.

Tabel 1.3 Perbandingan sifat sol liofil dan sol liofob

Proses pencucian bertujuan agar lemak dan minyak dapat teremulsi di dalam air, tetapi lemak dan minyak lebih kuat menempel pada kain karena lemak dan minyak tidak larut dalam air. Dengan bantuan sabun atau detergen, lemak dan minyak akan ditarik dari serat pakaian dengan mudah. Oleh karena detergen larut dalam air, minyak dan lemak akan terlepas dari kain.

Kemampuan detergen menarik lemak dan minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung hidrofil yang menark air dan ujung hidrofob yang berperan erat pada lemak dan minyak. 

Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan kedalam medium pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggiling atau menggerus partikel sampai ukuran tertentu. Sebagai contoh adalah pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan dahulu dengan menggerus bersama kristal gula secara berulang-ulang. Campuran semen dengan air dapat membentuk koloid secara langsung karena partikel-partikel semen sudah digiling sedemikian rupa sehingga ukuran partikelnya menjadi ukuran koloid.

Selanjutnya emulsi yang terbentuk ke dalam alat homogenizer. Caranya dengan melewatkan emulsi pada pori-pori dengan ukuran tertentu sehingga diperoleh emulsi yang homogen.

Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah partikel-partikel besar, misalnya suspensi, gumpalan, atau endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu.&nbsp;

ke dalamnya. Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan larutan 

Cara ini mirip dengan cara mekanik dan biasanya digunakan untuk membuat emulsi. Dengan cara ini, partikel lemak dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium air dengan penambahan emulgator. 

Busur Bredig adalah suatu alat khusus yang digunakan untuk membentuk koloid logam. Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan dikoloidkan pada kedua ujung elektrode, kemudian

Partikel padat di udara disebut partikulat padat. Sistem dispersi zat padat dalam medium pendispersi gas disebut aerosol padat.

Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.

Sistem Koloid Fase Cair – Gas (Aerosol)

Sistem Koloid Fase Cair – Cair (Emulsi)

Sistem koloid fase cair – gas terbentuk dari fase terdispersi berupa cat cair dan fase pendispersi berupa gas yang disebut aerosol. Partikel-partikel zat cair yang terdispersi di udara (gas) disebut partikulat cair.

Dewasa ini, banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol sehingga lebih praktis digunakan. Contohnya, yaitu: semprot rambut (hair spray), obat nyamuk semprot, farfum, cat semprot, dan lain-lain.

<a href="https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F-f0m7DJNsEdg%2FWDoL4os8aQI%2FAAAAAAAABGY%2FMhngBao2C8sCVSmumsAAzeP6gl0pcGaJACLcB%2Fs1600%2Fkabut.jpg&amp;imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.myrightspot.com%2F2016%2F11%2Fjenis-jenis-koloid-beserta-contohnya.html&amp;tbnid=gMGur5OBftHCPM&amp;vet=12ahUKEwi6-dOMiO31AhXEitgFHQP3C4MQMygLegUIARDQAQ..i&amp;docid=v8k3GrZ1cMFPZM&amp;w=1600&amp;h=900&amp;q=gambar%20kabut%20pada%20sistem%20koloid&amp;client=safari&amp;ved=2ahUKEwi6-dOMiO31AhXEitgFHQP3C4MQMygLegUIARDQAQ">Gambar: kabut</a>

Sistem koloid fase cair – cair terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan mendium pendispersi berupa cairan. Campuran yang terbentuk bukan berupa larutan, melainkan bersifat heterogen. Misalnya, campuran antara minyak dan air. Air yang bersifat polar tidak dapat bercampur dengan minyak yang bersifat nonpolar. Untuk dapat “menyatukan” air dan minyak, harus ada zat penghubung antara keduanya. Zat penghubung ini harus memiliki gugus polar dan juga harus memiliki gugus nonpolar sehingga zat penghubung tersebut dapat bercampur dengan air dan dapat pula bercampur dengan minyak. 

Kombinasi campuran fase gas dan fase gas selalu menghasilkan campuran homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk sistem koloid.

Sistem Koloid Fase Padat – Padat (Sol Padat)

Sistem Koloid Fase Padat – Cair (Sol)

Sistem koloid fase padat – cair disebut sol. Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan fase terdispersi  berupa cairan. Sol yang memadat disebut gel.

<a href="https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fget.pxhere.com%2Fphoto%2Fabstract-window-glass-color-material-stained-glass-circle-art-relaxation-spa-symmetry-beauty-modern-art-930401.jpg&amp;imgrefurl=https%3A%2F%2Fpxhere.com%2Fid%2Fphoto%2F930401&amp;tbnid=NcQ7RY-1_fp9zM&amp;vet=12ahUKEwiP-cT9ge31AhWVQ2wGHRfNDpkQMygXegUIARDxAQ..i&amp;docid=HLzK29rQBBoJrM&amp;w=3456&amp;h=5184&amp;q=kaca%20berwarna&amp;client=safari&amp;ved=2ahUKEwiP-cT9ge31AhWVQ2wGHRfNDpkQMygXegUIARDxAQ">Gambar: kaca berwarna</a>

Sistem koloid fase padat-padat terbentuk dari fase terdispersi dan fase pendispersi yang sama-sama berwujud zat padat sehingga dikenal dengan nama sol padat.

Sistem Koloid Fase Padat – Gas (Aerosol Padat)

<a href="http://fauzanagazali.files.wordpress.com/2011/05/20071219-tintas.jpg">Gambar: Cat</a>

Sistem koloid fase padat – gas terbentuk dari fase terdispersi berupa padat dan fase terdispersi berupa gas. 

<a href="https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fimage.slidesharecdn.com%2Fjeniskoloiddancontohnya-160609090813%2F85%2Fjenis-koloid-dan-contohnya-9-320.jpg%3Fcb%3D1465463310&amp;imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net%2FNeshaMutiara1%2Fjenis-koloid-dan-contohnya&amp;tbnid=jqEbhpaRhv2ESM&amp;vet=12ahUKEwjRm_Kvhu31AhWnZWwGHb84At4QMygOegUIARDWAQ..i&amp;docid=Iiftu73j87CAzM&amp;w=320&amp;h=240&amp;q=gambar%20asap%20pada%20sistem%20koloid%20slideshare&amp;client=safari&amp;ved=2ahUKEwjRm_Kvhu31AhWnZWwGHb84At4QMygOegUIARDWAQ">Gambar: asap</a>

Purba, Michael. 2006. Sistem Koloid Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sutresna, Nana. 2016. Sistem Koloid Aktif dan Kreatif Belajar Kimia. Bandung: Grafindo.

Sudarmo, Unggul. 2017. Sistem Koloid Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Erlangga.

Purba, Michael, Eti Sarwiyati. 2018. Sistem Koloid Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Ruang Guru, Sistem Koloid, 2022.https://www.ruangguru.com/blog

Science border

SISTEM KOLOID ERIKA SUSIANTI, S.Pd., M.Pd. Editor: Tiara Okta Peronika Desainer : Tim Penerbit Layouter: Tim Penerbit Sumber : canva.com ISBN : 978-623-5341-03-3 PENERBIT IKATAN GURU INDONESIA (IGI) SOLOK Koto Baru. Kubung. Kabupaten Solok Sumatera Barat. Indonesia Website: www.igikabupatensolok.or.id E-mail: igikabupatensolok@gmail.com

Sistem Koloid Fase Gas – Padat (Buih Padat)

Sistem koloid fase gas–padat terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat yang dikenal dengan istilah busa padat.

Efek Tyndall ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. 

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fwww.sciencephoto.com%2Fmedia%2F228857%2Fview%2Fjohn-tyndall&amp;psig=AOvVaw1b515qYOJX42wXo5RODa5V&amp;ust=1644316108945000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCKCkyv6w7fUCFQAAAAAdAAAAABAD">John Tyndall</a>

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fwww.myrightspot.com%2F2016%2F11%2Fjenis-jenis-koloid-beserta-contohnya.html&amp;psig=AOvVaw2jtCt_1rL1DsaM22ejx-IT&amp;ust=1644307371005000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCNDe3LeQ7fUCFQAAAAAdAAAAABAD">Gambar: batu apung</a>

Secara garis besar kedelapan jenis sistem koloid tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 1.2 jenis Sistem Koloid dan Contoh-contohnya

Jika cahaya dilewatkan ke dalam sistem koloid  maka cahaya yang melewati sistem koloid tersebut terlihat lebih terang. Cahaya yang terlihat lebih terang ini disebabkan oleh terjadinya efek Tyndall berupa efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Suhu tinggi akibat adanya locatan bunga api listrik mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutnya terdispersi ke dalam air membentuk suatu koloid logam. 

Reaksi redoks merupan reaksi pembentukan partikel koloid melalui mekanisme perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi dan reduksi.

Cara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan menjadi koloid. Proses ini umumnya melibatkan reaksi-reaksi kimia yang menghasilakn zat yang menjadi partikel-partikel terdispersi.

Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida

Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air).

Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan

Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan

Buku Digital Sistem Koloid berisi tentang jenis-jenis sistem koloid, sifat-sifat sistem koloid, dan pembuatan sistem koloid. Sistem koloid merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil daripada suspensi. Terdapat tiga fase zat yaitu padat, cair, dan gas yang dapat membentuk delapan jenis sistem koloid. Sistem koloid mempunyai beberapa sifat diantaranya, efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, koagulasi, koloid pelindung, dialisis, koloid liofil, dan koloid liofob. Sistem koloid dapat dibuat dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid yang dikenal dengan cara dispersi dan cara kondensasi. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar, tabel, serta lembar aktivitas siswa. Pada masing-masing tabel akan diberikan audio sehingga memudahkan siswa untuk memahami materinya. Lembar aktivitas siswa tentang mengamati efek Tyndall dan koagulasi diberikan pada materi sifat-sifat koloid sedangkan pembuatan koloid (cara dispersi dan kondensasi) diberikan pada materi pembuatan sistem koloid. Pada akhir materi diberikan soal sistem koloid menggunakan google form.

PENERBIT IKATAN GURU INDONESIA (IGI) SOLOK Koto Baru, Kubung, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Indonesia Website: www.igikabupatensolok.or.id E-mail: igikabupatensolok@gmail.com

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga jika ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.

Dispersi koloid dapat mengalami peristiwa pengumpalan atau koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi akibat peristiwa-peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan.

Jika partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya, koloid tersebut menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya jika yang diadsorsi ion yang bermuatan negatif, koloid akan menjadi bermuatan negatif.

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fdocplayer.info%2F32387164-Modul-kimia-sma-xii-mipa-sistem-koloid-yovita-emiliana-irmayanti.html&amp;psig=AOvVaw2p11sYpkoAvHIbNiBwdemb&amp;ust=1644315577611000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCMjlpYOv7fUCFQAAAAAdAAAAABAo">Gambar: Koagulasi</a>

Untuk mengetahui peristiwa koagulasi yang terjadi pada sistem koloid, kerjakan lembar siswa berikut

<a href="https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwanibesak.files.wordpress.com%2F2011%2F05%2Fclip_image010_thumb.gif%3Fw%3D164%26h%3D202&amp;imgrefurl=https%3A%2F%2Fwanibesak.wordpress.com%2Ftag%2Fsifat-sifat-koloid%2F&amp;tbnid=GfYvG0psnUzgzM&amp;vet=10CAMQxiAoAGoXChMIwMy1lqvt9QIVAAAAAB0AAAAAEBg..i&amp;docid=MMsSO0raYloLcM&amp;w=164&amp;h=202&amp;itg=1&amp;q=gambar%20adsorpsi%20pada%20sistem%20koloid&amp;client=safari&amp;ved=0CAMQxiAoAGoXChMIwMy1lqvt9QIVAAAAAB0AAAAAEBg">Gambar: adsorpsi</a>

LAS MENGAMATI SIFAT KOAGULASI.docx

Akibat adanya gaya tarik-menarik tersebut, tegangan permukaan air menurun sehinggan air mudah meresap pada kain. Akibatnya, kotoran yang berupa lemak dan minyak mudah terlepas dari kain.

Jika ditinjau dari pengubahan ukuran partikel zat terdispersi, cara pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu dengan cara dispersi dan cara kondensasi.

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fwww.studiobelajar.com%2Fkoloid%2F&amp;psig=AOvVaw0f7PS_XDTYLBRumULSpP4n&amp;ust=1644377527648000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCIiZi-WV7_UCFQAAAAAdAAAAABAD">Gambar: Pembuatan sistem koloid</a>

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fwww.nafiun.com%2F2013%2F07%2Fcontoh-koloid-liofil-dan-koloid-liofob-perbedaan.html&amp;psig=AOvVaw1AlGupKiQc29nXIAAnnF0d&amp;ust=1644373538291000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCOjG7_aG7_UCFQAAAAAdAAAAABAD">Gambar: Proses penarikan lemak dan minyak pada detergen</a>

Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. 

Cara dispersi adalah memperkecil partikel. Cara ini melibatkan pengubahan ukuran partikel besar (misalnya suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel koloid.

Beberapa koloid tampak jelas secara fisik, misalnya santan, susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer dan agar-agar yang masih cair. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata, tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Beberapa koloid dapat terpisah jika didiamkan dalam waktu yang relatif lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan. Beberapa koloid yang lain sukar terpisah, misalnya lem, cat, dan tinta. Perbedaan secara umum antara suspensi, koloid, dan larutan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Perbedan umum sistem dispersi suspensi, koloid, dan larutan

Pengelompokan Sistem Koloid

Terdapat tiga fase zat yaitu padat, cair dan gas. Dari ketiga fase zat ini dapat dibuat sembilan kombinasi campuran fase zat, tetapi yang dapat membentuk sistem koloid hanya delapan. 

Jika suatu zat dicampurkan degan zat lain akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air panas akan membentuk sistem dispersi di mana air sebagai mendium pendispersi dan tepung kanji disebut zat terdispersi/fase terdispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu larutan, koloid dan suspensi. Secara sepintas, perbedaan antara suspensi kasar dengan larutan akan tampak jelas dari homogenitasnya tetapi antara larutan dengan koloid atau antara koloid dengan suspensi kasar akan sulit dibedakan.

Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Suspensi merupakan sistem dispersi yang tidak stabil sehingga jika tidak diaduk terus-menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Cepat lambatnya suspensi mengendap tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel zat  terdispersi. Semakin besar ukuran partikel zat terdispersi, semakin cepat terjadinya proses pengendapan. Untuk memisahkan suspensi dapat dilakukan dengan proses penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya besar, zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring.  Endapan hasil reaksi berupa suspensi yang ukurannya sangat kecil sehingga sukar terpisah.

Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion pengganggu kestabilan koloid. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dengan dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid lalu kantong koloid tersebut dimasukkan dalam bejana yang berisi air mengalir. 

Kantong koloid terbuat dari selaput semipermiable, yaitu selaput        yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul     sederhana tetapi menahan partikel-partikel koloid.

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya, sistem koloid dibedakan menjadi 2 macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat.

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fkejarcita.id%2Fbank%2Fquestions%2F250250&amp;psig=AOvVaw3z5UMVcT1GiyyUs7Cng1cZ&amp;ust=1644327714037000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCIjVgJzc7fUCFQAAAAAdAAAAABAO">Gambar: dialisis</a>

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri:

Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.

Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas.

Koloid pelindung merupakan suatu sitem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh koloid pelindung adalah gelatin yang merupakan koloid padatan dalam medium air. Gelatin biasa digunakan pada pembuatam es krim untuk mencegah pembentukan kristal es yang kasar sehingga diperoleh es krim yang lebih lembut.

Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Frumushitung.com%2F2015%2F05%2F06%2Fkoloid-pelindung-dan-contohnya%2F&amp;psig=AOvVaw3r3UZ7ZCDrpXkCxe-wAKmT&amp;ust=1644327202017000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCMiH86fa7fUCFQAAAAAdAAAAABAJ">Gambar: koloid pelindung</a>

Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau melibatkan prinsip koloid

Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya

Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid.

Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak buram

<a href="https://ilmusaku.com/wp-content/uploads/2021/04/efek-tydall.jpeg">Gambar: efek Tyndall</a>

Pada larutan, zat terdispersi dan zat pendispersi berbentuk partikel yang bersifat homogen. Jika pada larutan tersebut dilewatkan cahaya, tidak akan terlihat perbedaan. Cahaya yang tampak pada layar tidak menjadi buram karenatidak terhalang seperti sistem koloid.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall ini, antara lain:

Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut,

Sorot lampu proyektor pada gedung bioskop yang berasap/berdebu, dan

Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.

Contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ketika kita membuka jendela pada siang hari. Saat sinar matahari masuk ke dalam ruangan, maka akan terlihat jelas partikel-partikel debu yang beterbangan. Hal Ini karena ukuran partikel debu jauh lebih besar daripada panjang gelombang cahaya.

Untuk lebih jelasnya tentang efek Tyndall pada sistem koloid, silahkan kalian kerjakan<a href="https://docs.google.com/document/d/1ive16iEPxJGcFrmUszY9qMaMxahuj54-/edit?usp=sharing&amp;ouid=111641576894413414044&amp;rtpof=true&amp;sd=true"> </a>lembar siswa berikut ini

LAS MENGAMATI SIFAT EFEK TYNDALL.docx

Puji syukur kehadirat Allah Swt. berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan buku digital kimia dengan materi “Sistem Koloid.” Buku ini dibuat untuk memudahkan siswa dalam mempelajari kimia. Berisi materi yang dilengkapi dengan lembar aktifitas siswa dan diakhir pembelajaran diberikan soal tentang sistem koloid.  Penulis mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu selesainya buku digital kimia ini. Buku digital kimia ini masih jauh dari sempurna, kritikan dan saran sangat penulis harapkan untuk sempurnanya buku digital kimia ini.

<a href="bookcreator://page/rS3_kAzITRCAP2GYFZ_ykQ/left">PRAKATA</a>

<a href="bookcreator://page/ovanRjbiSxOLCojB-AeRng/right">Kompetensi Dasar dan Indikator</a>

<a href="bookcreator://page/kQj4RDmcRTSjU-8B8MLrcQ/right">A</a>.

<a href="bookcreator://page/kQj4RDmcRTSjU-8B8MLrcQ/left">Sistem Dispersi</a>

<a href="bookcreator://page/eg5j1O5qTXC1TsVGUkmx4w/right">Pengelompokkan Sistem Koloid</a>

<a href="bookcreator://page/ESJhBpYTSBe87IY3CTxc3g/right">Sifat-Sifat Koloid</a>

<a href="bookcreator://page/bvZbp2DcRx-yJvr2XIAFQw/left">Pembuatan Sistem Koloid</a>

<a href="bookcreator://page/9gtYS-3jS3OFIxhhrEQmDA/right">Daftar Pustaka</a>

<a href="bookcreator://page/9gtYS-3jS3OFIxhhrEQmDA/right">Profil Penulis</a>

Pada tahun 1827, seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown, berhasil mengamati gerakan partikel koloid.

Gerak Brown menunjukkan teori kinetik molekul yang menyatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. 

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Ffigure%2FRobert-Brown-1773-1858_fig26_268523863&amp;psig=AOvVaw39WQVtmdm56azQjuwUaLiN&amp;ust=1644322663142000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCIje47PJ7fUCFQAAAAAdAAAAABAD">Robert Brown</a>

Ia menemukan, ternyata secara mikroskopis, partikel-partikel koloid akan bergerak secara acak dengan jalur patah-patah (zig-zag) dalam medium pendispersi. Gerakan ini disebabkan karena adanya tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi.

Partikel zat telarut juga mengalami gerak Brown tetapi tidak dapat diamati. Gerak Brown merupakan salah satu factor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus-menerus, maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi.

<a href="https://www.google.com/url?sa=i&amp;url=https%3A%2F%2Fwww.nafiun.com%2F2013%2F07%2Fsifat-sifat-sistem-koloid-efek-tyndall-dan-gerak-brown.html&amp;psig=AOvVaw14-bx23masrzqFd8ylPRKv&amp;ust=1644314088040000&amp;source=images&amp;cd=vfe&amp;ved=0CAgQjRxqFwoTCICf_Lqp7fUCFQAAAAAdAAAAABAY">Gambar: gerak Brown</a>