Asriyati Ningrum

https://api.bookcreator.com/users/v2/GJUfskqKqXbR6NsoSeyqLrCYLqH2/books/ZNtXSUWNS7qjnA0hNKK_rw/assets/CGru0HB0Q8KS1RScuinZ1A.jpeg?width=1154&height=762

Pembimbing : Mudrikah, M.Pd. Penulis Mahasiswa : Asriyati Ningrum T20191060 Kelas : PAI A2 Angkatan 2019 Memenuhi Tugas : Produksi Media Pembelajaran PAI Cetakan catatan ke-1, Tahun 2022 Referensi : Buku SPM UAMBN MTs dll Diterbitkan : Mahasiswa UIN KHAS Jember, 19 Mei 2022

Apa Yang Terbesit di Otak Kalian Mengenai Thaharah ?

Materi Pokok . Ketentuan Taharah Thaharah&nbsp;merupakan perintah agama untuk bersuci dari hadas dan najis. Kedudukan bersuci dalam hukum Islam termasuk amalan yang penting lantaran salah satu syarat sah salat adalah diwajibkan suci dari hadas dan najis.&nbsp;Thaharah&nbsp;tak sekadar bersih-bersih badan. Tak setiap yang bersih pun pasti sudah suci. Bersuci ada dua macam, yaitu sebagai berikut. a. Bersuci dari Najis, yaitu bersuci yang berkenaan dengan badan, pakaian, dan tempat yang terkena Najis. b. Bersuci dari Hadas, yaitu bersuci yang berkenaan dengan badan, seperti Mandi, wudhu dan tayammum. Benda-Benda yang dpaat digunakan untuk bersuci adalah air, tanah, dan batu atau benda keras lainnya. Debu dan Tanah digunakan untuk tayammum sebagai penganti wudhu jika tidak ada air atau berhalangan memakai air, misalnya karena sakit. Batu atau benda-benda keras yang kering digunakan untuk istinjak atau cebok, yaitu membersihkan kubul maupun dubur setelah baung hajat, baik buang air besar maupun kecil Najis adalah sesuatu yang kotor atau dianggap kotor oleh syara’, sehingga menyebabkan tidak syahnya ibadah. Dalam hukum Islam, najis dibagi menjadi 3 macam, yaitu : a. Najis Mughalladzah (Najis Berat) Najis mughaladhah adalah najis berat yang disebabkan oleh air liur anjing dan babi yang mengenai barang. Cara mensucikannya adalah dengan menghilangkan wujud najis tersebut kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

b. Najis Mutawassithah (Najis Menengah) Najis mutawassitah adalah najis menengah. Najis mutawassitah dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Mutawassitah hukmiyah, yaitu najis yang diyakini adanya, tetapi tidak ada bau, rasa maupun wujudnya, seperti air kencing yang sudah kering. Cara mensucikannya cukup disiram dengan air di atasnya. 2. Mutawassitah `Ainiyyah, adalah najis mutawassitah yang masih ada wujud, bau ataupun rasanya. Cara mensucikannya adalah dibasuh dengan air sampai hilang wujud, bau dan rasanya (kecuali jika wujudnya sangat sulit dihilangkan). Benda-benda yang termasuk najis mutawassithah adalah : a. Bangkai binatang darat. b. Segala macam darah kecuali hati dan limpa. Darah yang dimaksud di sini adalah darah yang dapat mengalir ketika disembelih sehingga darah belalang dan laron tidak termasuk najis. Hukum memakan benda najis adalah haram. c. Nanah, yaitu darah yang sudah membusuk. d. Semua benda yang keluar dari dua jalan kotoran manusia, yaitu hubul (jalan depan) dan dubur (jalan belakang), baik benda cair maupun benda padat. e. Segala macam minuman keras. c. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan) Najis mukhaffafah adalah najis ringan seperti air kencing anak laki-laki yang belum makan apa-apa kecuali ASI dan berumur kurang dari dua tahun. Cara mensucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan air kencing bayi perempuan pada umur yang sama cara mensucikannya dengan air yang mengalir pada benda yang terkena najis sehingga akan hilang bau, warna dan rasanya.

Amati Gambar di Samping !

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji Syukur kami panjatkan kehadiran illahi Rabbi atas curahan nikmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam senantiasa tetap terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad Saw. beserta keluarganya. Rangkuman buku ini ditulis sebagai media sumber belajar bagi siswa Madrasah Tsanawiyah yang akan menghadapi ujian madrasah berupa UAMBN pada mata pelajaran Fikih yang mengacu pada KI dan KD pada Kurikulum 2013 yang sudah ditetapkan oleh kementrian Agama RI dan dibantu oleh referensi lainnya. Kami menyadari bahwa di era zaman sekarang anak tidak lepas dari gadjet daripada buku oleh karena itu disini terdapat rangkuman materi bagi peserta didik yang bisa tetap belajar meski melalui handpone dan mudah untuk dibawah kemana saja. Begitupun terdapat kekurangan pada rangkuman buku ini, untuk itu kami meminta kritik saran yang merupakan suatu hal yang diharapkan semoga segala ikhtiar kita diridhoi Allah swt, Aamiin.