Book Creator

BATU BELAH BATU BETANGKUP

by Dela Apriliyani

Pages 2 and 3 of 25

Salah satu cerita rakyat yang cukup terkenal di Riau adalah cerita rakyat Melayu Batu Belah Batu Betangkup (batu yang telah terbelah kemudian menutup kembali).Tersedia terjemahan dalam bahasa inggris
Loading...

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan
kesempatan yang diberikan-Nya sehingga buku cerita yang berjudul “ Legenda
Batu belah batu betangkup di melayu sambas . ” ini dapat penulis selesaikan.
Semoga buku cerita ini dapat menambah
pengetahuan kita tentang cerita rakyat terutama asal usul cerita rakyat suatu
daerah yang ada di Indonesia.

Selama penyusunan Buku cerita ini, penulis masih menemui banyak hambatan
dan kesulitan diantaranya disebabkan oleh keterbatasan waktu, bahan
serta pengetahuan. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna, maka dari itu atas kesalahan serta
kekurangannya penulis mohon maaf.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan buku cerita ini
ini. Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kritik dan saran yang bersifat membangun juga sangat penulis
harapkan.

Tegal, 17 oktober 2022

penyusun Dela Apriliyani
Loading...
Daftar isi
Loading...
KATA PENGANTAR ................................................
DAFTAR ISI..............................................................
CERITA RAKYAT BATU BELAH BATU BETANGKUP
DAFTAR PUSTAKA...................................................
PENUTUP DAN KESIMPULAN ..............................
Pada zaman dahulu, di sebuah dusun di Indragiri Hilir hiduplah seorang janda bernama Mak Minah dengan ketiga orang anaknya.Long ago, in a hamlet in Indragiri Hilir, there lived a widow named Mak Minah with her three children. Anak yang pertama bernama Diang, seorang wanita. Sementara dua orang yang lain adalah laki-laki yang masing-masing bernama Utuh dan Ucin.The first child is called Diang, a woman. While the other two are men named Utuh and Ucin respectively.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup ketiga anaknya, MakMinah harus selalu bekerja.
Pekerjaan Mak Minah adalah berjualan kayu bakar ke pasar.Ketiga anak Mak Minah sangat nakal. Mereka tidak mau mendengarkan nasihat Mak Minah.To meet the needs of her three children, MakMinah must always work. Mak Minah's job is selling firewood to the market. Mak Minah's three children are very naughty. They don't want to listen to Mak Minah's advice.
Ketiganya kerap membantah perintah dari ibunya. Mereka hanya suka bermain-main saja, bahkan hingga larut malam. Mak Minah sering merasa sedih dengan kelakukan anak-anaknya. Ia sering mendoakan anak-anaknya agar sadar dan mau menghormati orang tuanya.The three often denied orders from their mother. They just like to play games, even late into the night. Mak Minah often feels sad about her children's behavior. He often prays for his children to be aware and willing to respect their parents.
Pada keesokan harinya Mak Minah menyiapkan banyak makanan untuk anak-anaknya. Setelah itu ia pergi ke sungai dan mendekati sebuah batu sambil berbicara. The next day Mak Minah prepared a lot of food for her children. After that he went to the river and approached a rock while talking.
Batu tersebut juga bisa membuka lalu menutup kembali, layaknya seekor kerang. Orang-orang sering menyebutnya dengan batu betangkup.“Wahai Batu Batangkup, telanlah saya. Saya tak sanggup lagi hidup dengan ketiga anak saya yang tidak pernah menghormati orang tuanya,” kata Mak Minah.The stone can also open and close again, like a shell. People often call it the stone bengkup. "O Batu Batangkup, swallow me. I can no longer live with my three children who never respect their parents,” said Mak Minah.
Batu betangkup pun kemudian menelan tubuh Mak Minah, hingga yang tertinggal dari tubuh Mak Minah sebagian rambutnya saja.Menjelang sore hari, ketiga anaknya mulai merasa heran. Mereka sejak pagi tidak menjumpai emak mereka. Akan tetapi karena makanan yang ada cukup banyak, mereka akhirnya cuma makan lalu bermain-main kembali. Setelah hari kedua, makanan pun mulai habis. Anak-anak Mak Minah mulai kebingungan dan merasa lapar.
Sampai malam mereka kebingungan mencari emaknya. Barulah pada keesokan harinya setelah mereka pergi ke tepi sungai, mereka menemukan ujung rambut Mak Minah yang terurai ditelan batu betangkup.The boulder then swallowed Mak Minah's body, so that all that was left of Mak Minah's body was only part of her hair. By late afternoon, the three children began to feel surprised. They haven't seen their mother since morning. However, because there was quite a lot of food, they ended up just eating and then playing again. After the second day, the food began to run out. Mak Minah's children started to get confused and feel hungry. Until the night they were confused looking for his mother. It wasn't until the next day after they went to the river bank that they found the ends of Mak Minah's hair that had been loosely swallowed by the bengkup
“Wahai Batu Batangkup, kami membutuhkan emak kami. Tolong keluarkan emak kami dari perutmu,” ratap mereka.
"O Batu Batangkup, we need our mother. Please get our mother out of your stomach," they wailed.
“Tidak!!! Kalian hanya membutuhkan emak saat kalian lapar. Kalian tidak pernah menyayangi dan menghormati emak,” jawab Batu Batangkup.
"Not!!! You only need mom when you're hungry. You never loved and respected your mother," answered Batu Batangkup.
Mereka terus meratap dan menangis.“Kami berjanji akan membantu, menyayangi dan menghormati emak,” janji mereka. Akhirnya batu betangkup pun mengabulkan ratapan ketiga anak Mak Minah.
They kept wailing and crying. "We promise to help, love and respect mom," they promised. Finally, the Bengkup Stone granted the lament of Mak Minah's three children.
Mak Minah dikeluarkan dari tangkupan batu betangkup. Mereka pun menjadi rajin membantu emak dan menyayangi Mak Minah. Akan tetapi, hal tersebut ternyata tidak bertahan lama.
Mak Minah was removed from the stone bengkup. They also became diligent in helping their mother and loving Mak Minah. However, this did not last long.
Beberapa waktu kemudian mereka berubah sifat kembali seperti semula. Suka bermain-main dan malas membantu orang tua.Mak Minah pun kembali sedih. Ia lalu mengunjungi lalu batu betangkup di tepi sungai.
Some time later they changed their nature back to normal. Likes to play and lazy to help parents. Mak Minah was sad again. He then visited the stone bengkup on the bank of the riveMereka pun kembali mengunjungi batu betangkup di tepi sungai sambil meratap meminta agar emak mereka dikeluarkan oleh batu betangkup. Akan tetapi, kali ini batu betangkup sudah marah.
They also returned to visit the stone bengkup on the river bank while lamenting asking that their mother be removed by the stone bengkup. However, this time the Bengkup Stone was angry.

PrevNext