Loading...

Loading...
SAATLoading...
SebuahLoading...
MEREKALoading...
Cerita MiniLoading...
KEMBALILoading...
Armakalaya

Susahnya jadi duda
Malam tidur sendiri
Kadang bantal guling malas berteman
Mata melotot tangan gerayangan ke dalam celana
Ooopssst …!
Sambil merangkai bakal puisinya, Joni mengusap-usap kantung semarnya. Samar rasa, antara ejakulasi atau halusinasi, matanya yang sedang merem-melek mendadak terbelalak, melihat pemandangan aneh di depannya.
Asap putih tebal keluar dari lubang kencingnya, membentuk sosok makhluk tinggi besar dan tidak sedap dipandang mata.
"Hohohooohoooh …! Selamat malam Tuanku. Terima kasih sudah membebaskan hamba dari kantung bau dan terkutuk milik Tuanku itu." Sesosok jin muncul, membungkuk menghaturkan salam hormat pada Joni.
Namun, Joni malah terperangah, melotot, kedua tangan berpegangan ke tepi ranjang, hingga ranjangnya bergetar hebat. Tanpa sadar, air hangat nan pesing menjalar, membasahi celana dan kasurnya.
Malam tidur sendiri
Kadang bantal guling malas berteman
Mata melotot tangan gerayangan ke dalam celana
Ooopssst …!
Sambil merangkai bakal puisinya, Joni mengusap-usap kantung semarnya. Samar rasa, antara ejakulasi atau halusinasi, matanya yang sedang merem-melek mendadak terbelalak, melihat pemandangan aneh di depannya.
Asap putih tebal keluar dari lubang kencingnya, membentuk sosok makhluk tinggi besar dan tidak sedap dipandang mata.
"Hohohooohoooh …! Selamat malam Tuanku. Terima kasih sudah membebaskan hamba dari kantung bau dan terkutuk milik Tuanku itu." Sesosok jin muncul, membungkuk menghaturkan salam hormat pada Joni.
Namun, Joni malah terperangah, melotot, kedua tangan berpegangan ke tepi ranjang, hingga ranjangnya bergetar hebat. Tanpa sadar, air hangat nan pesing menjalar, membasahi celana dan kasurnya.
Susahnya jadi duda
Malam tidur sendiri
Kadang bantal guling malas berteman
Mata melotot tangan gerayangan ke dalam celana
Ooopssst …!
Sambil merangkai bakal puisinya, Joni mengusap-usap kantung semarnya. Samar rasa, antara ejakulasi atau halusinasi, matanya yang sedang merem-melek mendadak terbelalak, melihat pemandangan aneh di depannya.
Asap putih tebal keluar dari lubang kencingnya, membentuk sosok makhluk tinggi besar dan tidak sedap dipandang mata.
"Hohohooohoooh …! Selamat malam Tuanku. Terima kasih sudah membebaskan hamba dari kantung bau dan terkutuk milik Tuanku itu." Sesosok jin muncul, membungkuk menghaturkan salam hormat pada Joni.
Namun, Joni malah terperangah, melotot, kedua tangan berpegangan ke tepi ranjang, hingga ranjangnya bergetar hebat. Tanpa sadar, air hangat nan pesing menjalar, membasahi celana dan kasurnya.
Malam tidur sendiri
Kadang bantal guling malas berteman
Mata melotot tangan gerayangan ke dalam celana
Ooopssst …!
Sambil merangkai bakal puisinya, Joni mengusap-usap kantung semarnya. Samar rasa, antara ejakulasi atau halusinasi, matanya yang sedang merem-melek mendadak terbelalak, melihat pemandangan aneh di depannya.
Asap putih tebal keluar dari lubang kencingnya, membentuk sosok makhluk tinggi besar dan tidak sedap dipandang mata.
"Hohohooohoooh …! Selamat malam Tuanku. Terima kasih sudah membebaskan hamba dari kantung bau dan terkutuk milik Tuanku itu." Sesosok jin muncul, membungkuk menghaturkan salam hormat pada Joni.
Namun, Joni malah terperangah, melotot, kedua tangan berpegangan ke tepi ranjang, hingga ranjangnya bergetar hebat. Tanpa sadar, air hangat nan pesing menjalar, membasahi celana dan kasurnya.
"Kebelet pipis! Kebelet pipis!" Si jin malah berjingkrak sambil bernyanyi ala Joshua. "Makan jengkol ya, Gan? Bau amat! Untung ane demen. Hihahihiuuhoooheehahuhahh …!" lanjut si Jin, menggetarkan ruang kamar Juned, hingga dindingnya retak-retak, membuat cicak-cicak di langit-langit kamar terlempar.
"Kak kaa kaaa ... mussssi yap paaa …?" Joni mendadak tergagap. Meski perlahan merasa berkurang ketakutannya, dia masih saja khawatir akan sosok di depannya.
"Ssssaaa ...yyyyaa, Ujang Lamhut Banderas. Panggil saya Lamba. Saya jin peranakan Sunda, Batak, dan Spanyol. Sasasay yaaa ini hambamu Boskuh. Perlu appppaaa sssajjaaa, tinggal bilang, maskterkuh," balas si Jin ikut tergagap, meledek Joni.
"Kkkammuuu a a aanak bbuah sssayyya?"
"Be be bettul, Yang Mulia."
"Berarti ... saya gak boleh takut, dong?"
"Tentu saja, Fergusso! Jangan takut. Sayalah yang yang harus takut sama Tuanku. Eh, tuh bisa, gak gagap."
“Tapi bener kan, kamu anak buah saya? Gak bakal khianat? Jangan-jangan, waktu saya lagi tidur, kamu makan saya?”
"Kak kaa kaaa ... mussssi yap paaa …?" Joni mendadak tergagap. Meski perlahan merasa berkurang ketakutannya, dia masih saja khawatir akan sosok di depannya.
"Ssssaaa ...yyyyaa, Ujang Lamhut Banderas. Panggil saya Lamba. Saya jin peranakan Sunda, Batak, dan Spanyol. Sasasay yaaa ini hambamu Boskuh. Perlu appppaaa sssajjaaa, tinggal bilang, maskterkuh," balas si Jin ikut tergagap, meledek Joni.
"Kkkammuuu a a aanak bbuah sssayyya?"
"Be be bettul, Yang Mulia."
"Berarti ... saya gak boleh takut, dong?"
"Tentu saja, Fergusso! Jangan takut. Sayalah yang yang harus takut sama Tuanku. Eh, tuh bisa, gak gagap."
“Tapi bener kan, kamu anak buah saya? Gak bakal khianat? Jangan-jangan, waktu saya lagi tidur, kamu makan saya?”
"Kebelet pipis! Kebelet pipis!" Si jin malah berjingkrak sambil bernyanyi ala Joshua. "Makan jengkol ya, Gan? Bau amat! Untung ane demen. Hihahihiuuhoooheehahuhahh …!" lanjut si Jin, menggetarkan ruang kamar Juned, hingga dindingnya retak-retak, membuat cicak-cicak di langit-langit kamar terlempar.
"Kak kaa kaaa ... mussssi yap paaa …?" Joni mendadak tergagap. Meski perlahan merasa berkurang ketakutannya, dia masih saja khawatir akan sosok di depannya.
"Ssssaaa ...yyyyaa, Ujang Lamhut Banderas. Panggil saya Lamba. Saya jin peranakan Sunda, Batak, dan Spanyol. Sasasay yaaa ini hambamu Boskuh. Perlu appppaaa sssajjaaa, tinggal bilang, maskterkuh," balas si Jin ikut tergagap, meledek Joni.
"Kkkammuuu a a aanak bbuah sssayyya?"
"Be be bettul, Yang Mulia."
"Berarti ... saya gak boleh takut, dong?"
"Tentu saja, Fergusso! Jangan takut. Sayalah yang yang harus takut sama Tuanku. Eh, tuh bisa, gak gagap."
“Tapi bener kan, kamu anak buah saya? Gak bakal khianat? Jangan-jangan, waktu saya lagi tidur, kamu makan saya?”
"Kak kaa kaaa ... mussssi yap paaa …?" Joni mendadak tergagap. Meski perlahan merasa berkurang ketakutannya, dia masih saja khawatir akan sosok di depannya.
"Ssssaaa ...yyyyaa, Ujang Lamhut Banderas. Panggil saya Lamba. Saya jin peranakan Sunda, Batak, dan Spanyol. Sasasay yaaa ini hambamu Boskuh. Perlu appppaaa sssajjaaa, tinggal bilang, maskterkuh," balas si Jin ikut tergagap, meledek Joni.
"Kkkammuuu a a aanak bbuah sssayyya?"
"Be be bettul, Yang Mulia."
"Berarti ... saya gak boleh takut, dong?"
"Tentu saja, Fergusso! Jangan takut. Sayalah yang yang harus takut sama Tuanku. Eh, tuh bisa, gak gagap."
“Tapi bener kan, kamu anak buah saya? Gak bakal khianat? Jangan-jangan, waktu saya lagi tidur, kamu makan saya?”
“Whuaaaa hahahh hahahha hahahahhaaah ...!" si Lamba tertawa terpingkal-pingkal. Entah apa yang dirasanya lucu. “Tenang Kang Bray! Saya ini bukan sembarang jin, tapi jin kelas elite. Saya diciptakan dari api olimpiade di gunung Athens. Tahu kan, di mana?” Si Lamba menjelaskan asal-asulnya, meski tanpa diminta.
"Terus, elu mau ngapain ke sini?”
“Pertanyaannya terbalik. Anda mau apa dari saya? Apa pun, pasti saya kabulkan. Asal jangan minta jadi presiden aja. Kasihan para politikus negeri ini, lagi pada semangat ngumpuin modal buat pencitraan. Ini tahun politik, Bro!”
“Haaa ...!!! Gue bisa minta ape aje ame elu?"
"Anything, Ndoro."
"Hmmm …. Ape ye?" Joni merenung. Bingung jugadia, mau minta atau nyuruh apa sama anak buah dadakannya itu.
"Terus, elu mau ngapain ke sini?”
“Pertanyaannya terbalik. Anda mau apa dari saya? Apa pun, pasti saya kabulkan. Asal jangan minta jadi presiden aja. Kasihan para politikus negeri ini, lagi pada semangat ngumpuin modal buat pencitraan. Ini tahun politik, Bro!”
“Haaa ...!!! Gue bisa minta ape aje ame elu?"
"Anything, Ndoro."
"Hmmm …. Ape ye?" Joni merenung. Bingung jugadia, mau minta atau nyuruh apa sama anak buah dadakannya itu.