Book Creator

MODUL AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

by Noerdi Sambas

Pages 2 and 3 of 37

Loading...
IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun       : NORDI, S. Pd
Institusi                      : SMA NEGERI 1 PONTIANAK
Jenjang Sekolah        : SMA
Alokas Waktu            : 2X 45 Menit
Elemen Mapel           : Pancasila
Unit Elemen Mapel  : Ide pendiri Bangsa tentang Dasar Negar
Loading...
KOMPETENSI AWAL
Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila, mengidentiikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global, mengkaji penerapan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Peserta didik juga dapat menginisiasi sebuah kegiatan bersama dan menetapkan tujuan dan target bersama, dan mengidentiikasi kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta didik dapat menganalisis hal-hal penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat luas, baik dalam skala negara maupun kawasan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
Loading...
KOMPETENSI AWAL
Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila, mengidentiikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global, mengkaji penerapan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Peserta didik juga dapat menginisiasi sebuah kegiatan bersama dan menetapkan tujuan dan target bersama, dan mengidentiikasi kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta didik dapat menganalisis hal-hal penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat luas, baik dalam skala negara maupun kawasan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
DESKRIPSI MATERI
Pada unit ini, kita akan mengkaji dan menafsirkan cara pandang beberapa pendiri bangsa tentang dasar negara yang muncul dalam Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK) dan Panitia Sembilan.Dalam sidang BPUPK, sekurang-kurangnya, terdapat tiga tokoh yang menyampaikan pidato tentang Dasar Negara, yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno. Selain ketiga tokoh tersebut, beberapa tokoh lain yang menjadi anggota BPUPK turut memberikan sumbangsih pemikiran.Karena itu, pada unit ini, peserta didik diajak untuk mendalami ragam pemikiran dari para pendiri bangsa tentang dasar negara dan ide-ide yang muncul aktu itu, serta mengidentiikasi persamaan dan perbedaan pemikiran para pendiri bangsa tentang negara merdeka dan dasar negara, termasuk di dalamnya soal relasi agama dan negara. Kemampuan peserta didik untuk mengidentiikasi pemikiran para pendiri bangsa ini merupakan hal penting sebagai bagian dari kemampuan berpikir kritis, sebagaimana yang dirumuskan dalam Proil Pelajar Pancasila.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Bernalar Kritis yang mampu mencari dan memproses informasi dan gagasan serta mampu menganalisis informasi.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Bernalar Kritis yang mampu mencari dan memproses informasi dan gagasan serta mampu menganalisis informasi.
SARANA DAN PRASARANA
a.    Sarana
Buku pegangan siswa
Jaringan Internet
Aplikasi Moodle
Google Meet
Zoom meet

b.    Prasarana
ANRI, IPPHOS
Youtube https://youtu.be/X_1iwvryrpc
TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik yang Reguler
MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan 
Diskusi Kelompok: berdiskusi dalam kelompok kecil untuk memaksimalkan peran setiap anggota kelompok. Dilanjutkan dengan berbagi informasi dari kelompok sebelumnya serta berdiskusi dalam kelompok baru untuk memperoleh tanggapan lebih banyak.
Penyajian/Presentasi Gagasan: Secara bergiliran, setiap peserta didik diminta untuk mempersiapkan dan melaksanakan sajian lisan tanpa atau dengan menggunakan media tentang sesuatu yang dianggap perlu untuk disampaikan kepada publik.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mengidentiikasi cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila, termasuk di dalamnya pandangan para pendiri bangsa tentang hubungan agama dan negara terkait frasa “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam Piagam Jakarta.
PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat menginisiasi sebuah kegiatan bersama, dan menetapkan tujuan dan target bersama, dan meng- identiikasi kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhannya, dan dapat menganalisis hal-hal penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat luas, baik dalam skala negara dan kawasan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mengidentiikasi cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila, termasuk di dalamnya pandangan para pendiri bangsa tentang hubungan agama dan negara terkait frasa “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam Piagam Jakarta.
PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat menginisiasi sebuah kegiatan bersama, dan menetapkan tujuan dan target bersama, dan meng- identiikasi kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhannya, dan dapat menganalisis hal-hal penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat luas, baik dalam skala negara dan kawasan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana pandangan para pendiri bangsa, termasuk Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno terhadap negara merdeka?
Apa persamaan dan perbedaannya?
Bagaimana memaknai proses perancangan dan isi dari rumusan dasar negara yang bernama Mukaddimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?
Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frasa “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”?
PrevNext