Book Creator

Dilema Etika, Bujukan Moral dan Pengambilan Keputusan

by Dian Rahmawati - SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Cover

Comic Panel 1
Loading...
Bagaimana Dilema Etika dan Bujukan Moral Dapat Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Loading...
CGP Angkatan 2 - Kota Bandar Lampung
Dian Rahmawati, S.S., M.Hum
SMA Negeri 2 Bandar Lampung
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Salah satu tugas terberat seorang pemimpin adalah mengambil keputusan secara adil dan dapat mengakomidir kepentingan setiap orang yang dipimpinnya secara efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin.
Dalam proses pengambilan keputusan, akan selalu ada sebuah pertimbangan. Pertimbangan benar lawan benar yang sering dikenal sebagai dilema etika dan pertimbangan benar lawan salah yang dikenal sebagai bujukan moral. Dalam mempertimbangkan sebuah keputusan yang diambil antara benar dan salah tentu akan lebih mudah bila dibandingkan mengambil keputusan antara benar lawan benar. hal ini terkait bukan hanya permasalahan diri, namun juga permasalahan diri individu sebagai bagian dari masyarakatnya. 
Setiap orang pasti suka dan akan membela kebenaran, sehingga memilih antara benar lawan salah tentu jauh lebih mudah untuk dilakukan bila dibandingkan dengan memilih antara benar dan benar, sehingga dalam dilema etika digunakan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah yang tepat untuk pengambilan keputusan.
Dilema Etika Dan Bujukan Moral
Dalam Pengambilan Keputusan
Comic Panel 1
Paradigma Pengambilan Keputusan
Dalam Dilema Etika
Dilema etika adalah suatu situasi di mana pengambil keputusan dihadapkan pada pilihan antara benar dan benar, sedangkan bujukan moral adalah situasi di mana pengambil keputusan dihadapkan pada pilihan antara benar dan salah

Keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin.

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) 

A. Paradigma Individu Lawan Masyarakat
Dalam hal ini individu bukan selalu merujuk kepada keberadaan satu orang saja, tapi dapat juga merujuk pada kelompok kecil melawan kelompok besar yang keduanya memiliki kepentingan, namun saling bertentangan, sedangkan sebenarnya tidakan yang diperjuangkan sama-sama benar menurut kacamatanya
B. Rasa Keadilan Lawan Rasa Kasihan
Kemerdekaan dan kebebasan seseorang akan selalu terikat dengan adanya aturan yang berlaku di masyarakatnya. Peraturan dibuat agar kehidupan menjadi lebih baik dan teratur, seyogyanya setiap individu yang merupakan bagian masyarakat dapat mematuhi peraturan, dan menegakkan peraturan.
Namun ada kondisi yang juga bisa menyebabkan pelanggaran dilakukan, dan muncul permakluman atas pelanggaran tersebut.

Ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. 

Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan). Pada kasusu tertentu keadilan harus benar-benar ditegakkan, namun ada kasus tertentu pula yang rasa kasihan atau kasih sayang, atau kemanusiaan muncul secara dominan dan mempengaruhi keputusan

Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan karena rasa kasihan? setiap keputusan memiliki sebuah konsekuensi logis. Konsekuensi dapat dirasakan oleh si pengambil keputusan. Konsekuensi bisa berbentuk hukuman karena adanya pelanggaran hukum, atau rasa tidak nyaman karena berlaku tidak adil, dan sebagainya.
PrevNext