Speriago Magz

Welcome

TO SPERIAGO MAGZ

Halo sahabat Speriago,

Tak terasa ya, kita sudah memasuki tahun ajaran baru. Itu artinya, kita harus memulai dengan semangat baru pula, untuk lebih mengembangkan diri dengan tidak bermalas-malasan. Harus, ya!

Sekarang ini, tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Hampir semuanya mengalami perubahan. Kurikulum kita pun mengalami perubahan, dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Perubahan ini harus kita sikapi dengan bijak, tidak dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Kita harus lebih giat lagi dalam belajar.

Pada edisi kali ini, Speriago Magz menampilkan edisi spesial. Tidak hanya tampilannya, tapi artikel di dalamnya juga sangat menarik untuk disimak.

Yuk, langsung saja kita kita masuk ke majalah Speriago Magz. Majalahnya SMP Maria Goretti!

Enjoy!

Daftar Isi

04. SMP Maria Goretti Berliterasi
SMP Maria Goretti mendukung gerakan Semarang membaca.

06. SMP Maria Goretti rekaman di TVRI
Dalam acara Bakso Kuah salah satu program TVRI.

08. Dugderan
Mengenal sejarah Dugderan di Semarang.

12. Warak Ngendhog.
Mengenal warak Ngendhog sebagai binatang yang sering muncul dalam
acara budaya di Semarang.
14. Upacara Bendera di SMP Maria Goretti
Upacara di SMP MG

16. KAMPUNG BATIK
Kampung batik menyimpan eksotik budaya lokal

18. SERUNYA MARIA GORETTI COMPETITION 2022
Competition 2022 atau sering disebut dengan MGC 2022...

20. BUDAYA JAWA
Budaya Indonesia yang mempesona menebar istiadat bangsa

22. Apa kata mereka
Pendapat remaja tentang budaya.

24. Jo Kawin Bocah
Ajakan tidak menikah muda yang digaungkan dalam bentuk tarian

26. HUT RI ke-77
Peringatan HUT RI dengan baju adat

28. Hari Pangan Sedunia
SMP Maria Goretti memperingati hari pangan sedunia

30. Puisi
Kumpulan puisi

32. Merah Putih di puncak gunung Ungaran
Sispala Maria Goretti mengibarkan merah putih di puncak gunung Ungaran

34. Pemilos
Aksi nyata sebuah demokrasi

36. Pelantikan pengurus OSIS
Pengurus OSIS 2022-2023

Percikan Kata

Pujian yang tinggi kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kasih, Berkat kasih dan KaruniaNya, kita telah dapat menyelesaikan dan menerbitkan “Speriago Magz” yaitu majalah SMP Maria Goretti.
Sepanjang bentangan waktu ada banyak peristiwa yang terjadi dalam kegiatan di Sekolah yang terus akan menjadi kenangan bagi kita semua atau juga pengalaman yang kita lalui serta pengetahuan yang kita dapatkan. Semuanya itu akan membentuk sebuah episode yang indah dan perlu kita abadikan.
Aha.....rasanya sayang apabila peristiwa-peristiwa yang kita alami tidak kita abadikan. Untuk mengabadikan itu semua, team kreatif SMP Maria Goretti yang tergabung dalam team jurnalistik mengumpulkan apa yang ditulis oleh siswa-siswi, guru, karyawan. Orang tua SMP Maria Goretti Semarang dalam majalah tercinta ini.
Ayo…. semakin bersemangat lagi untuk ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Marilah kita menyumbangkan apa yang bisa. Ide, pikiran, tenaga, atau bahkan perhatian serta tebarkan senyum dan kasih di mana pun kita berada.
Jadikanlah Speriago Magz sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas kita, sekaligus jadikanlah majalah kita ini sebagai "kawah Candradimuka" untuk menempa pribadi kita. Sehingga kita benar benar menjadi Generasi Penerus yang “KECE” Kreatif, Elegan, Cerdas dan Efektif. dan harapan kita semua semoga Speriago Magz terbit secara periodik dan semakin menarik dari episode ke episode.
Selamat dan terus berkarya.

V. Retno Yuliani, S. Pd
Kepala SMP Maria Goretti

Para Punggawa Speriago Magz

SUSUNAN REDAKSI
Pelindung: V. Retno Yuliani, S. Pd.
Pembimbing:
E. Dyah Anggriani, S. Pd.
Agus Atmaja, A. Md.
Tutut Purwaningsih, S. Pd.

Ketua:
Grisella (9D)
Wakil:
Laurensius (9C)
Sekretaris:
Levina (9C)
Nathania (9C)
Redaktur Pelaksana:

Foto:
Benaya, Kayla
Distributor:
Fiona (9E), Tristan (8B), Jessica (8A)

Alamat Redaksi
Jalan Imam Bonjol 198 Semarang
Telp. (024) 3554213

SMP Maria Goretti Berliterasi
Mendukung Gerakan Semarang Literasi

SMP Maria
Goretti Berliterasi Mendukung Gerakan Semarang Literasi

Tanggal 27 September 2022, guru-guru serta siswa-siswi SMP Maria Goretti
mengikuti kegiatan Semarang Literasi dengan serentak membaca. Setiap warga sekolah baik guru, siswa dan para karyawan serentak menghentikan aktifitasnya sejenak, untuk bersama-sama membaca.

Ada yang membaca di perpustakaan, di taman, di lapangan, di koridor, di kelas dan sebagainya sesuai kenyamanan mereka.

Saat itu pula, sekolah mengundang perpustakaan keliling dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah.

Para siswa antusias menyerbu mobil perpustakaan keliling. Mereka mencari buku-buku yang mereka minati. “Kami senang karena bisa
menambah ilmu dari buku-buku baru yang kami baca”, Ujar Levina kelas 9C yang suka membaca buku Ketika diwawancarai Speriago Magz. Semua sangat senang mengikuti kegiatan ini karena kami bisa menambah pengetahuan dengan berliterasi”. Tambah Nathania sambil membaca
bukunya. (Meta 8D)
◾

SMP Maria Goretti Rekaman di TVRI Semarang

“BAKSO KUAH”

          Pagi itu beberapa siswa SMP MariaGoretti berkumpul di perpustakaan untuk bersiap-siap berangkat ke stsiun TVRI Semarang. Sambil menunggu armada yang akan mengangkut mereka. Para siswa saling membantu untuk persiapan seperti menyiapkan alat musik yang akan dibawa, membantu menyiapkan makanan ringan untuk konsumsi nanti siang, bahkan siswa yang ditunjuk untuk bernyanyi dan memainkan alat musik berlatih sebentar sebelum alat-alat musik dimasukkan ke mobil. Setelah mobil sudah siap, alat atau barang yang akan dibawa dimasukkan ke mobil, lalu kami pun berangkat. Di mobil kami saling mengobrol dan beberapa ada yang bernyanyi bersama, ada juga yang mendengarkan musik dari smartphone mereka sambil melihat-lihat jalanan. Para siswa begitu menikmati perjalanan tersebut, walaupun menghabiskan waktu 30 menit untuk perjalanan, mereka masih terlihat begitu semangat.
          Sesampainya di stasiun TVRI siswa dan beberapa guru berkumpul mengecek barang bawaan, setelah itu siswa menunggu di ruang tunggu. Untuk persiapan di studio, siswa yang ditunjuk untuk bernyanyi dan menari di make up ulang. Sambil meletakkan alat musik dan tas, siswa mengobrol dan memakan bekal yang dibawa dari rumah. Setelah persiapan selesai semua siswa memasuki studio untuk rekaman, tetapi sebelum rekaman dimulai kami diberi intruksi untuk mengucapkan “Makan bakso, huha huha” secara serentak setelah host mengatakan “Bakso, baksoo...
bakso kuah”.
          Rekaman pun dimulai, siswa yang ditujuk untuk bermain angklung pun tampil. Wajah beberapa siswa yang bermain angklung tampak tegang, karena ini memang pertama kalinya kami tampil di televisi, walaupun begitu kami melakukan yang terbaik dan sangat semangat. Setelah penampilan angklung ada sedikit tanya jawab antara ketua dan wakil OSIS dengan host TVRI. Setelah tanya jawab, siswa yang tadi bermain angklung tampil lagi dengan lagu yang berbeda, dari penampilan pertama. Kami membawakan lagu “Suwe Ora Jamu” pada penampilan pertama, sedangkan pada penampilan berikutnya kami membawakan lagu “Melukis Senja”. Pada penampilan kali ini beberapa siswa yang bermain angklung menunjukan wajah yang terlihat lebih santai dan menikmati walau masih ada satu dua anak yang terlihat agak tegang, tetapi kami berusaha tenang
dan menikmati bermain angklung.

Ditengah acara host mengatakan bakso kuah ternyata adalah singkatan dari “Bakat Anak Sekolah Dan Anak Kuliah”, setelah itu ada sedikit tanya jawab antara host dengan Dancer Speriago atau tim dance
dari sekolah kami SMP Maria Goretti, lalu tim dance tampil dengan iringan “Jo Kawin Bocah”. Mereka terlihat sangat menikmati dan sangat semangat, mungkin mereka sudah terbiasa dengan suasana seperti di studio, karena Dancer Speriago pun sudah pernah memenangkan lomba dan mendapatkan juara satu.
Tidak hanya penampilan dari pemain angklung dan tim dance saja, tetapi di akhir acara juga ada penampilan dari “” yang menyanyikan beberapa lagu nasional dan lagu lainnya. Setelah itu kami pulang dengan penuh sukacita, bukan hanya karena kami dapat mengikuti acara “Bakso Kuah” tetapi kami juga boleh makan bakso kuah sepuasnya. Sungguh menyenangkan .(Tristan-8B)

◾

Sejarah Dugderan

APA SIH DUGDERAN ITU? ATAU ADA YANG TAHU TENTANG DUGDERAN?
Masyarakat Semarang, mana nih suaranya? Pasti kalian tahukan tradisi Dugderan? Ya, benar sekali. Tradisi Dugderan merupakan salah satu tradisi di kota Semarang yang dilaksanakan tiap menjelang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan bukan hanya sekedar perayaan, namun banyak makna dan sejarah yang terkandung didalamnya. Tradisi Dugderan sendiri mencerminkan perpaduan tiga etnis yang mendominasi masyarakat Semarang yaitu etnis Jawa, Tionghoa, dan Arab.

Berdasarkan informasi dari situs Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Semarang, nama Dugderan ini diambil dari kata “dug” yang berarti suara bedug yang ditabuh dan “der” yang berarti tembakan meriam atau mercon. Tradisi Dugderan dimulai sejak tahun 1881, pada masa kepemimpinan Bupati Kyai Raden Mas Tumenggung Purbaningrat. Sedangkan yang melatarbelakangi adanya tradisi ini adalah perbedaan pendapat masyarakat Semarang mengenai awal bulan suci Ramadhan. Maka dari itu, dibuatlah suatu kesepakatan untuk menentukan awal bulan Ramadhan, yaitu dengan menabuh bedug di Masjid Agung Kauman dan meriam di halaman kabupaten, yang masing-masing
dibunyikan sebanyak tiga kali.
Selain suara bedug dan meriam, adapula ciri khas lain dalam tradisi Dugderan ini. Warak Ngendok, namanya. Warak Ngendok merupakan salah satu ikon dalam tradisi Dugderan. Bentuk fisik Warak Ngendok mewakili suku-suku yang ada di Kota Semarang, yaitu Jawa, Tionghoa, dan Arab.
Unsur suku Jawa diwakili oleh postur warak yang menyerupai kambing. Unsur etnis Tionghoa diwakili kepala warak yang mirip dengan naga. Sedangkan, unsur suku Arab diwakili dengan bulu-bulu warak.
Keberadaan Warak Ngendok tersebut memperlihatkan adanya keterkaitan yang harmonis antar-etnis sehingga membuka jalinan kontak budaya yang memungkinkanadanya proses akulturasi.
Tradisi Dugderan ini dapat dimanfaatkan untuk mengenal keanekaragaman Kota Semarang, baik dari sisi budaya, kuliner, maupun
pertunjukan seni yang ada di Semarang. Banyaknya pedagang yang menjajakan dagangannya menarik minat masyarakat Semarang dan sekitarnya. Berbagai macam mainan anak-anak, seperti perahu-perahuan, gangsing, celengan, masak-masakan yang terbuat dari tanah liat, pun dengan makanan dan minuman khas Semarang, seperti Roti Ganjel Rel yang juga dijajakan dalam perayaan ini.